BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Darah
adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel
darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan
trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat
badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45%
sisanya terdiri dari sel darah.
Fungsi
utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengaturan suhu,
pemeliharaan keseimbangan cairan, serta keseimbangan basa eritrosit selama
hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah mampu mengangkut secara
efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam jaringan, sedang keberadaannya
dalam darah, hanya melintas saja.
Darah
berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua
apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin,
protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk
heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia
memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam
pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung
menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan
menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke
jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh
oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh
melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali
ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia
asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Komposisi
Darah
terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45%bagian dari darah.
Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yangmembentuk medium cairan darah
yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
a.
Sel darah merah atau eritrosit (sekitar
99%).
Eritrosit
tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidakdianggap sebagai sel
dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobindan mengedarkan oksigen. Sel
darah merah juga berperan dalampenentuan golongan darah. Orang yang kekurangan
eritrosit menderitapenyakit anemia. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 -
1,0%),bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
b.
Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit
bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh danbertugas untuk memusnahkan benda-benda
yang dianggap asing danberbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit
bersifat amuboidatau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan
leukositmenderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan
leukositmenderita penyakit leukopenia.
c.
Plasma darah
Pada
dasarnya adalah larutan air yang mengandung : albumin,bahan pembeku darah,
immunoglobin (antibodi), hormon, berbagai jenisprotein, berbagai jenis garam. (
Wikipedia, 2009 ).
Antikoagulansia untuk
Pemeriksaan Hematologi
Agar
darah yang akan diperiksa jangan sampai membeku dapat dipakaibermacam-macam
antikoagulan. Tidak semua macam antikoagulan dapat dipakaikarena ada yang
terlalu banyak berpengaruh terhadap bentuk eritrosit atau leukosityang akan
diperiksa morfologinya. Antikoagulan tersebut antara lain : EDTA (Ethylene
Diamine Tetra Acetate), sebagai garam natrium ataukaliumnya. Garam-garam itu
mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentukyang bukan ion. Dalam pemeriksaan
hematologi selain pemeriksaan apusan darah,antikoagulan EDTA tidak berpengaruh
terhadap besar dan bentuknya eritrosit dantidak juga terhadap bentuk leukosit.
Namun untuk pemeriksaan apusan darah,sampel darah EDTA memiliki batasan waktu
penyimpanan maximal selama 2jam, karena jika lebih dari batasan waktu eritrosit
dapat membengkak dantrombosit dapat mengalami disintegrasi. Tiap 1 mg EDTA
menghindarkanmembekunya 1 ml darah. EDTA sering dipakai dalam bentuk larutan
10%. Kalauingin menghindarkan terjadi pengenceran darah, zat kering pun boleh
dipakai.Akan tetapi dalam hal terakhir ini perlu sekali menggoncangkan wadah
berisiEDTA dan darah selama 1-2 menit, karena EDTA kering lambat melarut
Heparin
berdaya seperti antitrombin, tidak berpengaruh terhadap bentukeritrosit dan
leukosit. Dalam praktek sehari-hari heparin kurang banyak dipakaikarena mahal
harganya. Tiap 1 mg heparin mencegah membekunya 10 ml darah.Heparin boleh
dipakai sebagai larutan atau dalam bentuk kering.Natriumsitrat dalam larutan
3,8%, yaitu larutan yang isotonic dengandarah. Dapat dipakai dalam beberapa
macam percobaan hemoragik dan untuk lajuendap darah cara westergren.
Campuran
amoniumoxalat dan kaliumoxalat menurut Paul dan Heller yangjuga dikenal sebagai
campuran oxalate seimbang. Dipakai dalam keadaan keringagar tidak mengencerkan
darah yang diperiksa.
Jika
memakai amoniumoxalat tersendiri eritrosit membengkak, dan jikakaliumoxalat
tersendiri menyebabkan eritrosit mengerut.campuran kedua garamitu dalam
perbandingan 3 : 2 tidak berpengaruh terhadap besarnya eritrosit (tetapiberpengaruh
terhadap morfologi leukosit). Larutan pokok : amoniumoxalat 12sg,kaliumoxalat 8
g, aquadest ad 1000 ml. botol atau tabung diisi dengan 0,2 atau 0,5ml larutan
itu, kemudian dikeringkan pada suhu kurang dari 70 derajat Celcius.Ke dalam
botol tersebut kemudian dimasukkan 2 atau 5 ml darah untukpemeriksaan
hematologi.
Darah EDTA untuk Pemeriksaan Hematologi
Darah
EDTA dapat dipakai untuk beberapa macam pemeriksaanhematologi, seperti
penetapan kadar hemoglobin, hitung jumlah eritrosit, leukosit,trombosit,
retikulosit, hematokrit, penetapan laju endap darah menurut westergrendan
wintrobe.
Pemeriksaan dengan memakai darah EDTA sebaiknya
dilakukan segerakarena eritrosit dapat membengkak dan trombosit dapat mengalami
disintegrasibila pemeriksaan terlalu lama ditunda. Kalau terpaksa ditunda boleh
disimpandalam lemari es (40C). Untuk membuat sediaan apus darah tepi dapat
dipakai darah EDTA yang disimpan paling lama 2 jam.
1.2 TUJUAN
Tujuanpenulisanlaporanakhirini,
yaitu :
2.
Sebagai bahan untuk
memenuhi persyaratan tugas mata kuliah
1.3 MANFAAT
Laporaninidiharapkandapatbermanfat
,yaknisebagaibahanpembelajaranbagipembaca.
BAB
II
ISI
2.1 PRAKTIKUM
I
A. Hari/Tanggal : Selasa,
13 Maret 2012
B. Judul
Praktikum : Pengambilan Darah Vena
C. Tujuan : Praktikan mampu dan terampil dalam
pengambilan (sampling) darah vena, serta dapat melakukan teknik-tekniknya
dengan baik dan benar.
D. Dasar Teori :
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah, dikenal istilah
“phlebotomy” yang berarti proses mengeluarkan darah. Ada 3 macam cara
pengambilan darah, yaitu : melalui tusukkan vena (venipuncture), tusukan kulit
(skinpuncture) dan tusukan arteri/nadi. Venipuncture adalah cara yang paling
umum dilakukan oleh karena itu, istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan
venipuncture.
E. Alat dan Bahan
1. Alat
:
a. Spuit
b. Torniquet/pembendung
vena
c. Plester
d. Sarung tangan
2. Bahan :
a. Alkohol
70%
b. Bulatan
kapas kering
F. Prosedur Kerja
1. Siapkan
alat dan bahan yang diperlukan untuk pengambilan darah.
2. Lakukan
pendekatan dengan pasien secara tenang dan ramah. Usahakan pasien senyaman
mungkin.
3. Minta
pasien untuk meluruskan tangan/lengannya, pilih tangan yang biasanya paling
sering digunakan pasien untuk melakukan aktivitasnya.
4. Minta pasien mengepalkan tangan
5. Lakukan
pencarian vena pada daerah sekitar lipatan siku. Lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena, vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis
dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari
arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
6. Bersihkan
kulit pada bagian yang akan diambil (pada daerah vena) dengan kapas alcohol 70%
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
7. Pastikan
spuit dalam keadaan baik/lancar dengan menarik-narik penghisap spuit dan
longgarkan sedikit dengan cara menarik penghisap spuit (tarik sedikit saja).
8. Pasang
tali pembendung (torniquet) kira-kira 5-10 cm (3 jari) di atas lipat siku
pasien. Pastikan alkohol sudah kering.
9. Buka
penutup spuit, lalu pijat/longgarkan daerah vena pasien dengan jari
telunjuk/ibu jari. Daerah yang akan ditusuk (vena) harus searah dengan jarum.
10. Tusukan
jarum ± 1,25 inci pada daerah vena pasien dengan posisi 45 o dari
lengan pasien.
11. Perhatikan
spuit, jika darah sudah sedikit masuk ke dalamnya berarti daerah vena sudah
berhasil tertusuk dan spuit diturunkan pada posisi 30 o
12. Tarik penghisap spuit perlahan-lahan sampai
pada volume darah yang dibutuhkan.
13. Lepaskan
torniquet menggunakan tangan yang lain, tangan yang satu harus tetap menahan
spuit. Minta pasien untuk membuka kepalan tangannya.
14. Ambil
kapas kering, letakkan pada daerah tusukkan (jangan ditekan), lepaskan
perlahan-lahan/tarik perlahan-lahan spuit dari daerah tusukkan sambil kapas
ditutup pada daerah tersebut. Jangan tutup menggunakan kapas pada saat jarum
masih tertusuk pada daerah tusukkan.
15. Tutup
kembali spuit, lalu pasangkan plester pada bekas tusukkan pasien.
G. Pembahasan
Pengambilan
darah vena (venipuncture), umumnya diambil dari vena median cubital
yang terletak pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak
dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar.
Apabila tidak memungkinkan (seperti terdapat luka pada daerah tersebut) maka,
vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan
berikutnya. Pada bayi biasanya sampling darah vena menggunakan vena jugularis
superficialis atau sinus sagittalisuperior. Pengambilan darah pada vena
basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan
arteri brachialis dan syaraf median.
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa
digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan
tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan
jarum yang ukurannya lebih kecil.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
1.
Lengan pada sisi mastectomy
2.
Daerah edema
3.
Hematoma
4.
Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
5.
Daerah bekas luka
6.
Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
7.
Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah
ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau
menurunkan kadar zat tertentu.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam
pengambilan darah vena adalah :
1.
Pemasangan torniquet (pembendung vena)
a. Pemasangan
dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi
(peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat
(protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total).
b. Melepas
torniquet sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma.
2. Penusukan
a. Penusukan
yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat
mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga
berpotensi menyebabkan hematoma.
b. Tusukan
jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan
akibat hematoma
c. Kulit
yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada
pasien ketika dilakukan penusukan.
H. Kesimpulan
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik
(syiring) merupakan cara yang lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik
dan tempat pelayanan kesehatan, maka prosedur pengambilan darah vena harus
dilakukan dengan baik dan benar, serta dapat memberikan rasa yang aman atau tidak menimbulkan kerugian (dampak
negatif) bagi pasien dan diri sendiri.
PRAKTIKUM
II
A. Hari/Tanggal : Selasa
27 Maret 2012
B. Judul
Praktikum : Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) Metode Sahli
C. Tujuan : Mengetahui kadar Hb dalam darah
D. Dasar
Teori :
Penetapan Hb
metode sahli didasarkan pada pembentukan hematin asam setelah darah ditambah
dengan larutan HCl 0,1 N kemudian diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara
visual dengan mencocokan warna larutan sampel dengan standar pembanding. Biladikerjakandengansangatteliti,kesalahan dengan metode ini : 5-10 %.
E. Prinsip :
Darah direaksikan dengan
HCl 0,1 N, maka Hb diubah menjadi asam hematin yang berwarna kecoklatan
kemudian, warna yang terjadi diencerkan dengan aquadest dan dibandingkan secara
visual pada standar permanen pada skala alat yang menunjukkan kadar Hb dalam
satuan gr %.
F. Alat dan Bahan
1. Alat :
·
Spuit
·
Torniquet
·
Tabung
antikoagulan
·
Kapas alkohol
·
Kapas Kering
·
Tissue
2. Bahan
·
Reagen HCl 0,1
N
·
Darah vena
·
Aquadest
·
Haemomoter/hemoglobinometer
sahli yang terdiri dari :
- Pipet Hb berskala 0,02 ml
- Standar Hb dengan warna pembanding
- Tabung Hb berskala
- Aspirator (selang penghisap)
- Batang pengaduk
- Pipet pasteur
- Pipet thoma
G. Prosedur Kerja
1. Lakukan sampling darah vena, simpan darah pada tabung antikoagulan
2. Masukkan HCl 0,1 N ke dalam
tabung pengencer haemometer sampai tanda 2 gr %
3. Hisaplah darah menggunakan pipet
Hb sampai tanda garis 0,02 ml
4. Hapuslah darah yang melekat pada
sebelah luar ujung pipet dengan menggunakan tissue.
5. Segera alirkan dari pipet ke
dalam dasar tabung pengenceran yang berisi HCl tersebut, dan hitunglah
waktunya. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung gas.
6. Angkatlah pipet itu sedikit,
lalu hisap HCl yang jernih itu ke dalam 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah
yang tersisa pada pipet.
7. Campurlah isi tabung itu supaya
asam dan darah bersenyawa, warna campuran menjadi coklat tua.
8. Tambahkan aquadest tetes demi
tetes melalui batang pengaduk, tiap kali diaduk dengan batang pengaduk yang
tersedia. Persamaan warna campuran dan standar harus dicapai 5 menit setelah
saat darah dan HCl dicampur pada alat sahli.
9. Baca kadar Hb dalam satuan gr %
Nilai normal Hb :
a.
Wanita dewasa
: 11,5 - 13,5 gr %
b.
Pria dewasa : 13,5
- 17,5 gr %
c.
Usia 10 tahun : 12 -
14 gr %
d.
Usia 2 bulan : 9 -
14 gr %
e.
Pada saat
lahir : 17
- 23 gr %
I. Hasil Pengamatan
Nama Pasien : Nurjaya
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Nilai Normal Hb :
13,5 - 17,5 gr %
Nilai Hb Pasien : 10,25 gr %
Keterangan : Anemia
J. Pembahasan
Pada praktikum kali ini telah dilakukan uji
sampel pemeriksaan Hb. Dari kegiatan yang telah dilakukan hasil yang didapat adalah
Hb dari pasien di bawah ambang batas Hb normal. Tetapi pasien belum bisa di
diagnosa menderita anemia karena, batas kesalahan pemeriksaan Hb metode ini
adalah : 5 – 10 % (bila dilakukan dengan
teliti) . Selain itu ada beberapa hal yang menjadi sumber kesalahan dari
praktikum yang telah dilakukan :
1.
Alatataureagensiakurangsempurna :
a.
Volume darah pada pipetHbtidaktepat 0,02 ml
b.
Warnastandarseringsudahpucat.
c.
Kadar larutanHClmungkinsudahberubah, olehkarenaituharussering-seringdicek).
2.
Orang yang melakukanpemeriksaan :
a.
Pengambilandarahkurangbaik.
b.
Penglihatanpemeriksatidak normal atausudahlelah.
3.
Sebab-sebab
lain :
a. Tidak semua Hemoglobin berubah
menjadi hematin asam seperti : carboxyhemoglobin.methemoglobindan sulfhemoglobin.
b. Sumber cahaya yang kuran baik
sehingga mempengaruhi pengamatan hasil.
Pemeriksaan Hb dalam
darah mempunyai peranan penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena Hb
merupakan saalah satu protein khusus yang terdapat dalam eritrosit yang
berfungsi untuk mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2
dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan Pemeriksaan Hb ini adalah untuk
mengetahui ada tidaknya gangguang kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan Hb
(anemia) atau kelebihan Hb (polisitemia). Hb bisa saja ada dalam keadaan
terlarut dalam plasma. Akan tetapi kemampuan Hb untuk mengikat O2 tidak
bekerja secara maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan.
K. Kesimpulan
1. Hb merupakan komponen penting
dalam eritrosit karena berfungsi untuk mengangkut O2 ke jaringan
tubuh
2. Nilai Normal Hb
a. Wanita dewasa : 11,5 - 13,5 gr %
b. Pria dewasa : 13,5 - 17,5 gr %
3. Pemeriksan Hb dengan metode
sahli memiliki beberapa kekurangan yakni kesalahannya 5-10% (bila dilakukan
dengan teliti), jenisHb yang tidakdapatdiukurdengancaraini
(karenatidakdapatdirubahmenjadiasamhematinolehHCl) adalah :
a. Carboxyhemoglobin.
b. Methemoglobin
c. Sulfhemoglobin.
PRAKTIKUM III
A. Hari
/ Tanggal : Selasa, 3 April 2012
B.
Judul Praktikum : Pemeriksaan Kadar Hemoglobin dengan Metode Sianmet Hemoglobin
C.
Tujuan Pemeriksaan :Untuk menentukan konsentrasi
hemoglobin dari sampel
D. Manfaat
Pemeriksaan :Mahasiswa mampu memahami prosedur pemeriksaan Hb
E. Metode
Sianmet dengan benar
F.
Prinsip :
Ferrisianida dalam larutan Drabkins mengubah besi Hb dari bentuk ferro menjadi
sianmet Hb yang berwarna stabil, intensitas warna diukur dengan panjang
gelombang 546nm
G. Alat
dan Bahan
a. Alat :
· Mikropipet
20μ atau pipet Hb 0,02mm
· Pipet
volum 5ml
· Tabung
reaksi ukuran 75 x 10mm
· Spektrofotometer
/ Fotometer
· Cuvette
· Batang
pengaduk
· Tissue
b. Bahan :
· Darah
vena
· Antikoagulan
EDTA
· Larutan
Drabkins
H. Prosedur
Kerja :
a.
Masukan 5
ml larutan Drabkin kedalam tabung reaksi 75 x 10mm
b.
Pipet darah yang diperiksa sebanyak
0,02mm dengan pipet Hb atau pipet micron
sebanyak 20μ ( hindari terjadinya gelembung udara dengan membersihkan mikropipet
)
c.
Bilas pipet dengan campuran pereaksi dan
campurkan sampai benar-benar homogen
d.
Biarkan pada suhu kamar selama 3 menit
e.
Baca pada spektrofotometer pada panjang
gelombang 546nm dengan pereaksi sebagai blanco.
Nilai
normal :
a. Wanita
: 12-16 gr%
b.
Pria :
14-18gr%
I.
Perhitungan :
Konsentrasi
Sampel = absorban standar / absorban sampel x konsentrasi standar
Faktor
Hb Drabkins = 36,77 gr%
Konsentrasi
Hb
= absorban sampel X 36,77 gr%
J.
Hasil Pemeriksaan :
a.
Nama Pasien : Maria Sabon
b.
Umur :
18 tahun
c.
Jenis Kelamin : Perempuan
d.
Kadar Hb = Absorban sampel x 37gr%
= 0,390 x 37gr%
= 14,4gr%
K. Pembahasan
Metode Sianmet
disarankan oleh ICSH ( International Committee For Standarization in Hematology
). Kelebihannya adalah :
a. Mudah
dilakukan
b.
Standarnya stabil dan hampir semua jenis
Hemoglobin dapat terbaca atau terukur kecuali Sulfhemoglobin
Komposisi
Larutan Drabkins :
· Kalium
Ferrisianida 200mg
· Kalium
Sianida 50mg
· Kalium
Hidrogen Fosfat 140mg
· Deterjen 0,5 – 1ml
Dilarutkan dalam 1000ml
aquadest
Reaksi
Kimia : Hb + KFe(CN)₆
→ MetHb
MetHb + KCN → SianmetHb
Hal
– hal yang mempengaruhi pemeriksaan :
Kekeruhan dalam suatu sampel darah,
mengganggu pembacaan dalam fotokolorimeter dan menghasilkan absorbansi dan
kadar Hemoglobin yang lebih tinggi dari yang sebenarnya. Kekeruhan semacam ini
dapat disebabkan antara lain oleh leukositosis, lipemia, dan adanya globulin
abnormal seperti pada makroglobulinemia.
Laporan hasil pemeriksaan kadar
Hemoglobin dengan memakai cara SianmetHb dan spektrofotometer hanya boleh
menyebut 1 angka digit dibelakang tanda decimal. Melaporkan 2 digit sesudah
angka decimal melampaui ketelitian dan ketepatan metode ini.
L.
Kesimpulan :
Berdasarkan
hasil pemeriksaan kadar Hb dengan metode SianmetHb dapat disimpulkan bahwa
pasien yang bernama Maria Sabon memiliki Hb normal dengan kadar 14,4gr%.
PRAKTIKUM IV
A. Hari/Tanggal
: Selasa, 17 April 2012
B. Judul
Praktikum : Pemeriksaan Hematokrit
C. Tujuan
:Untuk mengetahui volume
eritrosit yang dimampatkan dalam 100 ml darah dengan benar.
D. Manfaat :
Agar
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan kadar Hematokrit dalam darah dengan benar
E.
Prinsip :
Darah
dengan Antikoagulan dicentrifuge dalam jangka waktu dan kecepatan putar tertentu sehingga sel-sel
terpisah kedasar tabung.sedanngkan
sel-sel yang ringan (leukosit & trombsit) berada diatas sel-sel yang
lebih berat. Presentasi volume darah semula dicatat sebagai hasil pemeriksaan
hematokrit/ packed cell volume (pcv)
F.
Dasar
teori :
Hematokrit
adalah volume eritrosit yang dimamoatkan yang merupakan perbandingan anatara sel-sel darah merah,
sel-sel darah putih & sel trombosit dengan plasma darah. Volume sel-sel.
Nilai
hematokrit dalah Volume sel-sel eritrosit seluruhnya dalam 100 ml darah &
dinyatakan dalam persen (%).
Buffy
coat adalah lapisan putih diatas sel-sel merah yang tersusun dari leukosit
& trombosit
1. Metode
MakroHematokrit :
o Tabung
yang dipakai adalah tabung Wintrobe.
o Antikoagulan
yang dipakai :
-
E.D.T.A. 1 mg untuk 1 cc darah. Bila
anti koagulan terlampau banyak,eritrosit akan mengerut sehingga didapatkan
hasil PVC yang lebih rendah.
-
Antikoagulan Paul dan Heller 2cc darah.
-
Heparin.
o
Darah dengan antikoagulan dimasukkan ke
dalam tabung dari Wintrobe,kemudian disentrifugir dengan kecepatan 3.000 rpm
selama 30 menit.
o
Volume eritrosit ditentukan. Yang dibaca
adalah % tinggi lapisan eritrosit dari volume total. Di bagian tengah terdapat
daerah yang disebut “Buffy coat”. Lapisan ini bagian atasnya atas sel-sel
trombosit dan bagian bawahnya terdiri atas sel-sel leukosit.
o
Kesalahan dari cara ini : 1 %.
2. Metode
Mikrohematokrit :
Ø Darah
dengan antikoagulan dimasukkan kedalam tabung dari Wintrobe,kemudian
disentrifugir dengan kecepatan 3.000 rpm selama 30 menit
Ø Volume
eritrosit ditentukan. Yang dibaca adalah % tinggi lapisan eritrosit dari volume
total.
Ø Di
bagian tengah terdapat daerah yang disebut “Buffy coat”. Lapisan ini
bagianatasnya terdiri atas sel-sel trombosit dan bagian bawahnya terdiri atas
sel-sel leukosit.
-
Kesalahan dari cara ini : 1 %.
-
Setelah salah satu ujungnya ditutup,tabung
ini . Kemudian diputar dalam alat centrifuge khusus, Lalu dapat dibaca volume % dari eritrositnya :
a.
Centrifuge 5.000-10.000 G : selama
5-10 menit
b.
Centrifuge 11.000 G : selama 2 menit.
b.
Centrifuge 28.000 G : selama 1 menit.
Kesalahan
dari cara ini : 2 %.
Harga
normal :
- Laki-laki : 45 – 47 %.
- Perempuan : 40 – 42%.
G. Alat
dan Bahan :
Alat
:
a.
Tabung Mikrokapiler heparin dan Non
Heparin
b.
Tabung Hematokrit wintrobe
c.
Blood Lancet
d.
Kapas alcohol
e.
Dempul/ Wax
f.
Centrifuge
g.
Skala Pembacaan hematokrit
Bahan
:
a.
Sampel Darah Vena ( EDTA)
b.
Sampel Darah kapiler (Heparin)
H. Prosedur
kerja :
a.
Isilah tabung mikrokapiler yang khusus
dibuat untuk penetapan
mikrohematokrit dengan darah
b.
Tutuplah ujung satu dengan nyala api/
dengan dempul wax. Jangan sampai timbul gelembung udara
b.
Masukkanlah tabung kapiler itu kedalam
centrifuge khusus dengan kecepatan 16.000 rpm/lebih
c.
Centrifuge selama 3-5 menit
e. Bacalah nilai hematokrit dengan menggumnakan
skala Hematokrit
I.
Hasil Pengamatan :
Pemeriksaan Hematokrit (Ht) pada sampel
darah kapiler yaitu dengan identitas
nama pasien sebagai berikut :
Nama : Maria Sabon
Umur :
19 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan
Hasil :
40%
Diagnosa :
Normal
Perhitungan :
h1/h2 * 100 %
40/100 * 100%
J.
Pembahasan :
Berdasarkan
Reproduksibilitasdan sedrhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya
diantara pemeriksaan yang lainya yaitu kadar Hemoglobin & hitung eritrosit.
Dapat dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap Anemia . ni;lai hematokrit
/PCV dapat ditetapkan secara automatic menggunakan hematologi analyzer/ secara
manual.
Metode
pengukuran Hematokrit secara Manual Dikenal ada 2 yaitu :
a. Metode
makrohematokrit
b. Metode
Mikrohematokrit
Pada
metode mikro sampel darah (darah kapiler,darah EDTA, darah heparin /darah
ammonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran
panjang 75mm dengan diameter 1mm. tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam
yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler
(langsung) dan yang tanpa Antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA
/heparin/ammonium-kalium-oksalat.
a) Nilai
rujukan :
-
< 1 tahun : 50-62%
-
Usia 1 tahun :31-39%
-
Dewasa Wanita :36-46%
-
Dewasa Pria :42-52%
b) interprestasi:
-
Menurun :
Anemia (40) dan perdarahan
-
Meningkat :
·
Polisitemia
·
DBD
·
Polisitemia Vera
·
Penyakit paru Obstruktif Menahun (PPOM)
·
Dehidrasi
c) Sumber
kesalahan :
ü Sampling
darah.
Perbandingan
antara jumlah antikoagulan dan jumlah darah. Adanya trombosis,stasis dan
lain-lain.
ü Waktu
sentrifuge.
Waktu
yang lebih dari waktu optimal,tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan. Tetapi bila
waktunya kurang dari waktu optimal,hasil pemeriksaan PCV menunjukkan hasil yang lebih besar.
Diameter
dari tabung yang digunakan. Jadi harus
ada standar dari tabung untuk pengukuran PCV.
ü Saat
pengukuran PCV.
Bila
pengukuran PCV dilakukan pada saat setelah perdarahan akut atau pada saat
transfusi darah,hasilnya tidak akan tepat.
ü Trapped/jeratan
plasma (1 – 3 %) Ò Meningkat pada : -
Ø Sferositosis.
Ø Anemia
makrositik.
Ø Talasemia.
Ø Anemia
hipokromik.
Faktor
– faktor yang dapat mempengaruhi temuan Laboratorium :
a) Jika sampel darah diambil pada daerah lengan
yang terpasang jalur intra-vena, nilai hematokrit cenderung rendah karena
terjadi hemodilusi
b) Pemasangan tourniquet yang terlalu lama
terpotensi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga nilai hematokrit bisa
meningkat.
c) Pengambilan darah kapiler : Tusukkan kurang
dalam sehingga volume yang diperoleh sedikit & darah harus diperas-peras
keluar. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alcohol sehingga darah, terjadi
bekuan dalam tetes darah karena lambat dalam bekerja.
K. Kesimpulan
:
Berdasarkan
hasil percobaan dalam pemeriksaan hematokriy (Ht) dengan metode mikrohematokrit pada sampel darah
vena dapat disimpulkan bahwa passion Maria sabon mempunyai Nilai hematokrit
yang normal yaitu 40%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar