Judul Praktikum
:
Pemeriksaan Ureum
Tujuan Pemeriksaan : Untuk
mendiagnosa fungsi ginjal
Prinsip Pemeriksaan : Enzimatis penentuan Urem sesuai dengan
reaksi berikut:
Ureum + H2O + 2 H + urase
2 NH4+ + CO2
Ion amonia yang terbentuk bereaksi dengan salisilat dan
hipochclorida untuk memberian
warna hijau ( 2.2 dikarboxilindophenol )
Dasar Teori :
Ureum adalah produk degradasi akhir,protein asam
amino dan deaminasi.
Amonia yang terbentuk
dalam proses ini dimetabolisme menjadi
ure di hati . Ini adalah jalur katabolisme yang paling penting untuk menghilangkan kelebihan-kelebihan nitrogen
dalam tubuh manusia. Pada tahun 1914 Marshal memperkenalkan pengujian berdasarkan
pada enzim urease untuk menentukan urea
dalam darah. Amonia dilepaskan dari urea oleh urease diukur titrymetrically.Banyak
teknik lain digunakan untuk mengukur amonia yang dihasilkan.Ini termasuk
uji Indophenol Bertholoth dan reaksi dari
amoniak dengan pereaksi nesller itu.Modifikasi berikutnya telah diterbikan ole
Fawcett,Scott,Chaney dan Morbacth.Pada tahu 1995 Talke dan schubert menerbitkan prosedur yang benar-benar
enzimatik untuk penentuan urea menggunakan urease atau glutamat dehidrogenase
yang digabungkan (GLDH) sistem enzim. Uji analition urea didasarkan pada metode Berthelot.
Metode Kerja :
Ø Alat
Ø Tabung serologi
Ø Micro lab 300
Ø Micro pipet
Ø Blue tip
Ø Yellow tip
Ø Blue tip
Ø Serum
Ø Bahan
Ø
R1
v
EDTA 1,5 mmol/L
v
Natrium
salisilat 60 mmol/L
v
Natrium nitroprusside
5,2 mmol/L
v
Urease > 5000 µl
Ø
R2 ( persiapan dan stabilitas )
Reagen
kerja :
v
Tambahkan 1 botol kecil R2 ke 1 botol reagen R1.Reagen bekerja
stabil sampai dengan 4 minggu di suhu 2-80 c
Ø R3 siap digunakan
Ø R4 siap
digunakan
Ø Prosedur kerja :
Ø
3 tabung untuk 1 serum
Ø Blanko = 1000 µl
reagen yang sudah diencerkan
Ø Standar =
1000 µl reagen yang sudah diencerkan + 10 µl R4/standar
Ø Test =
1000 µl reagen + 10 µl serum
Ø Diinkubasi pada suhu ruangan 10 menit atau 7
menit.setelah diinkubasi,maka tambahkan
langsung R3 sebanyak 200 µl ke dalam
tabung ( blanko,standar,test )
Ø Inkubasi lagi selama 10 menit/7 menit pada suhu
ruangan.
Nilai
Normal : 15-5
mg/dl
Hasil
Pengamatan :
Probandus
1. Nama : Mersy M.Ndaomanu
Umur : 21 Tahun
J.Kelamin : Perempuan
2. Nama : Hendrika S.Sada
Umur : 20 Tahun
J.Kelamin :
Perempuan
3. Nama : Roswita Taitoh
Umur : 20 Tahun
J.Kelamin :
perempuan
4. Nama : Fransiska Y.Mahat
Umur : 20 Tahun
J.Kelamin : Perempuan
5. Nama : Metty Tukan
Umur : 21Tahun
J.Kelamin : Perempuan
6. Nama : Seprianus Umbu Patty
Umur : 20 Tahun
J.Kelamin : Laki-Laki
7. Nama : Felipus Y.Sako
Umur : 22 Tahun
J.Kelamin : Laki-Laki
8. Nama : Renie Oematan
Umur :
20 Tahun
J.kelamin : Perempuan
Hasil
Pengamatan :
Pembahasan
:
Ureum
adalah hasil akhir penguraian α-asam amino di dalam tubuh, baik itu sendiri
maupun berasal dari diet. Kadar ureum dipengaruhi oleh katabolisme protein
yaitu makanan yang kaya akan protein. Terbentuknya ureum didalam hati dari
D-aminase asam-asam amino dari enzim amilase yang banyak terdapat dihati.Bila
ginjal rusak atau terjadi kelainan fungsi ginjal,maka akan menghambat ekresi
ginjal.
Masalah Klinis :
Ø Peningkatan Kadar
v
Penyebab
Prerenal : katabolisme Protein menungkat
v
Renal : Gagal
Ginjal akut
v
Pasca Renal :
Penyumbatan saluran ureter
Ø Penurunan Kadar
v
Nekrosis Hepatik akut,sirosis hepatis,reaksi
air oleh antidiuretik
v
Karsinoma
payudara yang sedang, malnutrisi
Faktor-faktor
yang mepengaruhi temuan lab:
v Status dehidrasi dari penderita harus diketahui
v Diet rendah Protein
v Pengaruh obat
Kesimpulan :
Dari
hasil pemeriksaan yang dilihat, kadar ureum dalam serum pasien diperoleh hasil
masih dalam keadaan normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar