Faktor Diet
Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil beberapa jenis pemeriksaan
laboratorium baik langsung maupun tidak langsung, misalnya pemeriksaan glukosa
darah dan trigliserida. Pemeriksaan ini dipengaruhi secara langsung oleh
makanan dan minuman. Karena pengaruhnya yang sangat besar, maka pada
pemeriksaan glukosa darah, pasien perlu dipuasakan 10 – 12 jam dan untuk
pemeriksaan trigliserida, pasien dipuasakan sekurang-kurangnya 12 jam sebelum
pengambilan darah.
Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan baik secara oral maupun cara lainnya akan
menyebabkan respon tubuh terhadap obat tersebut. Disamping itu pemberian obat
secara intra muskular akan menimbulkan jejas pada otot, sehingga menyebabkan
enzim yang dikandung dalam otot tersebut akan masuk ke dalam darah, yang
selanjutnya dapat mempengaruhi hasil beberapa pemeriksaan. Obat-obatan yang
dapat mempengaruhi hasil laboratorium misalnya :
- Diuretik, cafein menyebabkan
hampir seluruh pemeriksaan substrat dan enzim dalam darah akan meningkat
karena terjadi hemokonsentrasi, terutama pemeriksaan hemoglobin, hitung
jenis lekosit, hematokrit, elektrolit. Pada urine akan terjadi pengenceran
- Tiazid mempengaruhi hasil tes
glukosa, ureum
- Kontrasepsi oral dapat
mempengaruhi hasil tes hormon, LED
- Morfin dapat mempengaruhi hasil
tes enzim hati (AST, ALT)
- Dan sebagainya (lihat pengaruh
obat pada tes laboratorium)
Merokok
Merokok dapat menyebabkan perubahan cepat dan lambat pada kadar zat tertentu
yang diperiksa. Perubahan dapat terjadi dengan cepat hanya dalam 1 jam dengan
merokok 1 – 5 batang dan akibat yang ditimbulkan adalah peningkatan kadar asam
lemak, epinefrin, gliserol bebas, aldosteron dan kortisol.
Perubahan lambat terjadi pada hitung lekosit, lipoprotein, aktifitas beberapa
enzim, hormon, vitamin, petanda tumor dan logam berat.
Alkohol
Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan perubahan cepat dan lambat pada kadar
analit. Perubahan cepat dapat terjadi dalam waktu 2 – 4 jam setelah konsumsi
alkohol dan akibat yang terjadi adalah peningkatan kadar glukosa, laktat, asam
urat dan terjadinya asidosis metabolik. Perubahan lambat berupa peningkatan
aktifitas gamma glutamyl transferase (gamma-GT), GOT, GPT, trigliserida,
kortisol, dan MCV.
Aktifitas fisik
Aktifitas fisik dapat menyebabkan shift volume antara kompartemen di dalam
pembuluh darah dan interstitial, kehilangan cairan karena berkeringat, dan
perubahan kadar hormon. Akibatnya akan terjadi perbedaan besar antara kadar
glukosa darah di arteri dan vena, serta terjadi perubahan konsentrasi gas
darah, asam urat, kreatinin, creatin kinase, GOT, LDH, KED, hemoglobin, hitung
sel darah, dan produksi urine.
Demam
Pada waktu demam akan terjadi :
- Peningkatan glukosa darah pada
tahap permulaan, dengan akibat terjadi peningkatan kadar insulin yang akan
menyebabkan penurunan glukosa darah pada tahap lebih lanjut.
- Penurunan kadar kolesterol dan
trigliserida pada awal demam akibat terjadinya peningkatan metabolisme
lemak, dan terjadi peningkatan asam lemak bebas dan benda-benda keton
karena penggunaan lemak yang meningkat pada demam yang sudah lama.
- Meningkatkan kemungkinan
deteksi malaria dalam darah.
- Meningkatkan kemungkinan hasil
biakan positif (pada kasus infeksi).
- Terjadi reaksi anamnestik yang
akan menyebabkan kenaikan titer Widal.
Trauma
Trauma dengan luka perdarahan akan menyebabkan antara lain penurunan kadar
substrat maupun aktifitas enzim, termasuk juga hemoglobin, hematokrit dan
produksi urine. Hal ini terjadi karena terjadi pemindahan cairan tubuh ke dalam
pembuluh darah yang menyebabkan pengenceran darah. Pada tingkat lanjut akan
terjadi peningkatan ureum dan kreatinin serta enzim-enzim yang berasal dari
otot.
Variasi Circadian Rhythms
Dalam tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat-zat tertentu dari waktu ke
waktu yang disebut variasi circadian rhythms. Perubahan kadar zat yang
dipengaruhi oleh waktu dapat bersifat linear (garis lurus) seperti umur, dan
dapat bersifat siklus seperti siklus harian (variasi diurnal), siklus bulanan
(menstruasi) dan musiman.
Variasi diurnal yang terjadi antara lain :
- Besi serum. Besi serum yang
diambil pada sore hari akan lebih tinggi kadarnya daripada pagi hari.
- Glukosa. Kadar insulin akan
mencapai puncaknya pada pagi hari, sehingga apabila tes toleransi glukosa
dilakukan pada siang hari, maka hasilnya akan lebih tinggi daripada bila
dilakukan pada pagi hari.
- Enzim. Aktifitas enzim yang
diukur akan berfluktuasi disebabkan oleh kadar hormon yang berbeda dari
waktu ke waktu.
- Eosinofil. Jumlah eosinofil
menunjukkan variasi diurnal, jumlahnya akan lebih rendah pada malam hari
sampai pagi hari daripada siang hari.
- Kortisol, kadarnya akan lebih
tinggi pada pagi hari daripada pada malam hari
- Kalium. Kalium darah akan lebih
tinggi pada pagi hari daripada siang hari.
Selain
yang sifatnya harian, dapat terjadi fluktuasi kadar zat dalam tubuh yang
bersifat bulanan.
Variasi siklus bulanan umumnya terjadi pada wanita karena terjadi menstruasi
dan ovulasi setiap bulan. Pada masa sesudah menstruasi akan terjadi penurunan
kadar besi, protein dan fosfat dalam darah disamping perubahan kadar hormon
seks. Demikian juga, pada saat ovulasi terjadi peningkatan aldosteron dan renin
serta penurunan kadar kolesterol darah.
Umur
Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktifitas zat dalam darah. Hitung eritrosit
dan kadar hemoglobin jauh lebih tinggi pada neonatus daripada dewasa. Fosfatase
alkali, kolesterol total dan kolesterol-LDL akan berubah dengan pola tertentu
sesuai dengan pertambahan umur.
Ras
Jumlah lekosit pada orang kulit hitam Amerika lebih rendah daripada orang kulit
putihnya. Demikian juga pada aktifitas creatin kinase. Keadaan serupa juga
dijumpai pada ras bangsa lain, seperti perbedaan aktifitas amylase, kadar
vitamin B12 dan lipoprotein.
Jenis Kelamin
Berbagai kadar dan aktifitas zat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Kadar besi
serum dan hemoglobin berbeda pada wanita dan pria dewasa. Perbedaan ini akan
menjadi tidak bermakna lagi setelah umur lebih dari 65 tahun. Perbedaan lain
berdasarkan jenis kelamin adalah aktifitas CK dan kreatinin.
Perbedaan ini lebih disebabkan karena massa otot pria relatif lebih besar
daripada wanita. Sebaliknya, kadar hormon seks wanita, prolaktin, dan
kolesterol-HDL akan dijumpai lebih tinggi pada wanita.
Kehamilan
Bila pemeriksaan dilakukan pada wanita hamil, pada saat interpretasi hasil
perlu mempertimbangkan masa kehamilan wanita tersebut. Pada kehamilan akan
terjadi hemodilusi (pengenceran darah) yang dimulai pada minggu ke-10 kehamilan
dan terus meningkat sampai minggu ke-35 kehamilan.
Volume urine akan meningkat 25% pada trimester ke-3.
Selama kehamilan akan terjadi perubahan kadar hormon kelenjar tiroid,
elektrolit, besi, ferritin, protein total, albumin, lemak, aktifitas fosfatase
alkali, faktor koagulasi dan kecepatan endap darah.
Perubahan tersebut dapat disebabkan karena induksi oleh kehamilan, peningkatan
protein transport, hemodilusi, peningkatan volume tubuh, defisiensi relative
karena peningkatan kebutuhan atau peningkatan protein fase akut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar