BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit
yang ditimbulkan oleh makanan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu infeksi dan
intoksikasi. Infeksi terjadi bila setelah mengkonsumsi makanan atau minuman
yang mengandung mikroorganisme patogen hidup, kemudian timbul gejala-gejala
penyakit. Ada pun keracunan makanan terjadi apabila di dalam makanan terdapat
racun, baik racun kimiawi maupun intoksikasi.
Intoksikasi
adalah keracunan yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang mengandung
senyawa beracun. Senyawa beracun tersebut dapat berasal dari tanaman atau hewan
yang terdapat secara alamiah atau diproduksi oleh mikroba pada bahan pangan.
Penyakit
yang ditularkan melalui makanan tersebut dapat menyebabkan penyakit yang ringan
maupun yang dapat mengakibatkan kematian. Besarnya dampak terhadap kesehatan
belum diketahui, karena hanya sebagian kecil dari kasus-kasus yang akhirnya
dilaporkan ke pelayanan kesehatan dan jauh lebih sedikit lagi yang diselidiki.
Kasus-kasus yang dilaporkan di negara maju diperkirakan hanya sekitar 5 – 10 %,
sedangkan di banyak negara berkembang data kuantitatif yang dapat diandalkan
pada umumnya sangat terbatas.
Keracunan
makanan dapat disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh mikroorganisme dalam
makanan, racun alamiah yang terdapat dalam jaringan tanaman atau hewan dan
bahan kimia beracun yang terdapat dalam makanan.
Salah
satu mikroorganisme yang dapat menghasilkan racun adalah jamur/kapang. Racun
yang dihasilkan oleh jamur/kapang disebut mikotoksin. Mikotoksin
bisa dimaknai sebagai zat metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur dan
bersifat racun (toksik). Lebih lengkapnya, mikotoksin didefinisikan sebagai
produk alami dengan bobot molekul rendah yang dihasilkan sebagai metabolit
sekunder dari cendawan berfilamen dan dapat menyebabkan penyakit bahkan
kematian pada manusia, hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme lainnya.
Mikotoksin
dapat menimbulkan penyakit yang sifatnya kronis atau menahun. Toksin ini
berbahaya bagi hewan atau manusia karena bersifat karsinogenik atau memacu
timbulnya kanker dan mutagenik yang menyebabkan terjadinya mutasi genetik.
Sedangkan racun dari bakteri bersifat akut, dari beberapa jam sampai beberapa
hari. Lebih dari 300 mikotoksin telah diidentifikasi tetapi hanya sedikit yang
tampak dalam makanan dan hidup dengan kadar yang cukup untuk menimbulkan
masalah.
FAO
telah memperkirakan sekitar 25 % makanan di dunia secara signifikan
terkontaminasi mikotoksin. Mikotoksin dihasilkan oleh jamur yang menyerang
hasil pertanian, terutama serealia dan biji-bijian yang mengandung minyak,
selama pertumbuhan dan penyimpanan pasca panen. Kebeadaan mikotoksin akibat
interaksi yang rumit antara organisme toksinogenik, tanaman penjamu, dan
beberapa faktor lingkungan seperti suhu, uap air dan penyimpangan.
Mikotoksin
juga ditemukan dalam susu, daging, dan produk olahannya akibat hewan
penghasilnya mengkonsumsi makanan yang mengandung mikotoksin. Mikotoksin tidak
terpengaruh oleh perlakuan pasteurisasi dan tetap dapat ditemukan dalam produk
seperti yogurt, keju, dan krim.
Terdapat
beberapa jenis mikotoksin yang sering merugikan manusia, salah satunya adalah
ergot alkaloid yang diproduksi oleh jamur Claviceps purpurea dan sering mengkontaminasi gandum dan hewan ternak.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas tentang ergot alkaloid.
C.
Manfaat
Menambah
pengetahuan mengenai mikotoksin, khususnya mengenai ergot alkaloid.
BAB
II
ERGOT ALKALOID
Ergot alkaloid adalah mikotoksin
yang menyebabkan penyakit halusinasi bagi hewan dan manusia, yang disebabkan
aktivitas asam lisergat dalam kandungannya, yang mempengaruhi syaraf-syaraf di
kepala sehingga mengakibatkan halusinasi yang bisa dikatakan berbahaya. Toksin
ini diproduksi oleh beberapa keluarga fungi dan merupakan kelompok alkaloid
ergoline, dikelompokkan menjadi 2 golongan, golongan amida asam lisergat, yang
terkandung dalam keluarga Clavicipitacieae, dan golongan alkaloid
clavine, yang terkandung dalam Aspergillus fumingatus.
Gandum
yang terinfeksi jamur Claviceps purpurea
A.
Sejarah
Penemuan
Sejak pada abad pertengahandi Eropa,
manusia keracunan akibat mengkonsumsi roti gandum, yang terbuat dari gandum
yang telah terinfeksi ergot.
Di Perancis selama revolusi
keracunan akibat ergot mulai dikenal. Pada tahun 1976 Linnda R. Caporael
mengemukakan bahwa gejala histeris (kejang) yang dialami seorang perempuan muda
saat itu menurutnya diakibatkan mengkonsumsi makanan yang mengandung ergot.
Namun, Nicholas P. Spanos dan Jack Gottlieb, setelah melakukan peninjauan
secara medis meragukan kesimpulannya.
Kykeon adalah jenis minuman yang
dulu dikonsumsi oleh orang Yunani kuno yang pertama kali disintesis oleh
ahli kimia dari Swiss, yaitu Albert Hofmann, pada tahun 1938 yang di dalamnya
mengandung ergot alkaloid.
B.
Struktur
Adapun struktur dari
ergot alkaloid adalah sebagai berikut :
C.
Sintesis
pada Fungi
Proses infeksi pada
gandum
Penelitian
telah menunjukkan ada hubungan erat antara proses perkembangan morfologi suatu
sel dengan proses sintesis produk alaminya, termasuk metabolit sekunder. Dalam
bukunya “The Relationship Between Conidiation and Alkaloid Production in
Saprophytic Strains of Claviceps” Pazoutova dan Rehacek menuliskan, pada
tahun 1997 telah diketahui bahwa Claviceps purpurea (salah satu spesies
penghasil alkaloid ergot) yang termutasi mengalami penurunan kemampuan dalam
membentuk konidia dalam media agar-agar. Jamur yang telah termutasi ini
diidentifikasi juga menghasilkan racun alkaloid yang lebih sedikit dari keadaan
normalnya. Hal ini menunjukkan bahwa sintesis alkaloid ergot pada jamur ergot,
terjadi bersamaan dengan proses perkembangan morfologinya (diferensiasi sel).
Tidak ada keterangan atau penelitian yang menerangkan pada fasa mana alkaloid
ergot ini mulai disintesis, serta mekanisme sintesisnya. Berdasarkan keterangan
diatas sintesis alkaloid ergot akan mulai terjadi setelah infeksi jamur pada
tanaman host, hingga tahap akhir perkembangan, setelah terbentuk sclerotia.
Suatu inti padat, keras, berwarna gelap, berisi kumpulan alkaloid ergot.
Jamur ergot mengalami fasa
perkembangbiakan spora pada suhu sekitar 18oC pada kondisi
kelembaban tinggi. Kondisi ini yang diperkirakan kondusif untuk sintesis
alkaloid ergot pada jamur. Enzim yang sampai saat ini telah diketahui terlibat
dalam proses sintesis alkaloid ergot adalah:
Enzim
|
Fungsi
|
Dimethylallyltryptophan
synthetase (DMATS)
|
Membentuk DMAT dari triptofan
|
Chanoclavine— 1—cyclase
|
Mengubah Chanoclavine I/ Chanoclavine I aldehide
menjadi Agroclavine
|
Rangkaian reaksi yang terjadi adalah
:
Prekursor
utama dalam proses sintesis alkaloid ergot adalah L-triptofan. Tahap awal
sintesis adalah prenilasi (gugus yang diberi warna merah) triptofan yang
dikatalisis enzim DMATS. Tahap in akan menghasilkan dimetilalil triptofan
(DMAT) dengan struktur seperti diatas. DMAT ini selanjutnya diproses lebih
lanjut, hingga menghasilkan 3 jenis alkaloid yaitu asam lisergat (diproduksi
keluarga Clavicipitaceae) dan jenis fumiglavine yang diproduksi Aspergillus
fumigatus. Proses pengubahan dari DMAT menjadi ketiga alkaloid diatas belum
jelas mekanismenya, namun terdapat enzim yang berhasil diisolasi pada tahap
ini, yaitu Chanoclavine— 1—cyclase, yang mengubah chanoclavine I menjadi
argoclavine. Tahap lain yang dapat diperkirakan dari keberadaan enzim ini
adalah:
Tahap
selanjutnya setelah reaksi diatas, diperkirakan adalah terbentuknya
elymoclavine, dengan struktur :
D.
Fungsi
Ergot Alkaloid bagi Jamur
Pada umumnya tidak ada fungsi khusus
terhadap organisme yang menghasilkannya (ergotamine). Fungsi dari toksin ini
adalah :
1.
Untuk mempertahankan diri dari
kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
2.
Untuk mempertahankan diri dari
makhluk hidup lain di sekitarnya,(berkompetisi).
E.
Aplikasi
bagi Hidup Manusia
Ergot alkaloid memiliki
berbagai kegiatan biologis termasuk efek
pada sirkulasi dan neurotransmisi. Toksin ini biasa
diaplikasikan :
1.
Untuk menginduksi kontraksi rahim
dan untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Dimana kerja ergot
alkaloid pada aplikasi ini yaitu:
2.
Mempengaruhi otot uterus
berkontraksi terus-menerus sehingga memperpendek pendarahan kala III.
3.
Menstimulssi otot-otot polos
terutama dari pembuluih darah perifer dan rahim.
4.
Pembuluh darah mengalami
vasokonstriksi sehingga tekanan darah naik dan terjadi efek oksitosuk pada
kandungan mature.
5.
Ekstrak ergot ini juga
digunakan dalam farmasi, termasuk alkaloid ergot dalam produk
Cafergot yang mengandung
kafein dan ergotamine , biasanya untuk mengobati sakit
kepala migrain dan ergometrin.
6.
Dua obat yang diturunkan dari ergot,
adalah Pergolide dan cabergoline , biasanya
digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson yaitu meningkatkan resiko katup
jantung bocor .
7.
Alkaloid ergot, dapat dimanfaatkan
juga dalam terapi, umumnya diperoleh dari tanaman
8.
Alkaloid ergot digunakan untuk
menstimulasi sistem syaraf simpatik.
9.
Beberapa alkaloid lisergat seperti
halnya ergotamin dan ergobasin digunakan pada terapi kandungan yaitu untuk
mengkontraksi uterus pada saat proses melahirkan untuk mengkontraksi uterus postpatu.
F. Manfaat dalam Industri
Pada umumnya alkaloid ergot dalam kehidupan,
dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Sehingga dalam industry alkaloid ergot ini
diproduksi sebagai obat-obatan juga. Misalnya :
1.
Obat analgesik untuk penyakit migran
2.
Obat untuk menghentikan pendarahan
3.
Obat mengurangi rasa sakit pada saat
melahirkan
G. Proses Produksi
Obat dalam Industri
Dalam pembuatan obat-obatan dalam industri, prosesnya
adalah:
1.
Menyiapkan bahan baku, yaitu jamur
2.
Mengisolasi alkaloid ergot dalam
jamur tersebut
3.
Karena alkaloid ergot masih
mengandung racun, untuk itu senyawa alkaloid ergot diturunkan senyawanya
menjadi ergotamine. Dengan jalan:
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Ergot
alkaloid adalah toksin atau racun yang dihasilkan oleh jamur Claviceps
purpurea. Toksin ini dapat
menyebabkan penyakit halusinasi bagi hewan dan manusia, yang
disebabkan aktivitas asam lisergat dalam kandungannya, yang mempengaruhi
syaraf-syaraf di kepala sehingga mengakibatkan halusinasi yang bisa dikatakan
berbahaya.
B.
Saran
Menjaga kebersihan
individu, makanan, dan lingkungan sehingga terhindar dari jamur, terutama jamur
yang dapatBAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit
yang ditimbulkan oleh makanan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu infeksi dan
intoksikasi. Infeksi terjadi bila setelah mengkonsumsi makanan atau minuman
yang mengandung mikroorganisme patogen hidup, kemudian timbul gejala-gejala
penyakit. Ada pun keracunan makanan terjadi apabila di dalam makanan terdapat
racun, baik racun kimiawi maupun intoksikasi.
Intoksikasi
adalah keracunan yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang mengandung
senyawa beracun. Senyawa beracun tersebut dapat berasal dari tanaman atau hewan
yang terdapat secara alamiah atau diproduksi oleh mikroba pada bahan pangan.
Penyakit
yang ditularkan melalui makanan tersebut dapat menyebabkan penyakit yang ringan
maupun yang dapat mengakibatkan kematian. Besarnya dampak terhadap kesehatan
belum diketahui, karena hanya sebagian kecil dari kasus-kasus yang akhirnya
dilaporkan ke pelayanan kesehatan dan jauh lebih sedikit lagi yang diselidiki.
Kasus-kasus yang dilaporkan di negara maju diperkirakan hanya sekitar 5 – 10 %,
sedangkan di banyak negara berkembang data kuantitatif yang dapat diandalkan
pada umumnya sangat terbatas.
Keracunan
makanan dapat disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh mikroorganisme dalam
makanan, racun alamiah yang terdapat dalam jaringan tanaman atau hewan dan
bahan kimia beracun yang terdapat dalam makanan.
Salah
satu mikroorganisme yang dapat menghasilkan racun adalah jamur/kapang. Racun
yang dihasilkan oleh jamur/kapang disebut mikotoksin. Mikotoksin
bisa dimaknai sebagai zat metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur dan
bersifat racun (toksik). Lebih lengkapnya, mikotoksin didefinisikan sebagai
produk alami dengan bobot molekul rendah yang dihasilkan sebagai metabolit
sekunder dari cendawan berfilamen dan dapat menyebabkan penyakit bahkan
kematian pada manusia, hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme lainnya.
Mikotoksin
dapat menimbulkan penyakit yang sifatnya kronis atau menahun. Toksin ini
berbahaya bagi hewan atau manusia karena bersifat karsinogenik atau memacu
timbulnya kanker dan mutagenik yang menyebabkan terjadinya mutasi genetik.
Sedangkan racun dari bakteri bersifat akut, dari beberapa jam sampai beberapa
hari. Lebih dari 300 mikotoksin telah diidentifikasi tetapi hanya sedikit yang
tampak dalam makanan dan hidup dengan kadar yang cukup untuk menimbulkan
masalah.
FAO
telah memperkirakan sekitar 25 % makanan di dunia secara signifikan
terkontaminasi mikotoksin. Mikotoksin dihasilkan oleh jamur yang menyerang
hasil pertanian, terutama serealia dan biji-bijian yang mengandung minyak,
selama pertumbuhan dan penyimpanan pasca panen. Kebeadaan mikotoksin akibat
interaksi yang rumit antara organisme toksinogenik, tanaman penjamu, dan
beberapa faktor lingkungan seperti suhu, uap air dan penyimpangan.
Mikotoksin
juga ditemukan dalam susu, daging, dan produk olahannya akibat hewan
penghasilnya mengkonsumsi makanan yang mengandung mikotoksin. Mikotoksin tidak
terpengaruh oleh perlakuan pasteurisasi dan tetap dapat ditemukan dalam produk
seperti yogurt, keju, dan krim.
Terdapat
beberapa jenis mikotoksin yang sering merugikan manusia, salah satunya adalah
ergot alkaloid yang diproduksi oleh jamur Claviceps purpurea dan sering mengkontaminasi gandum dan hewan ternak.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas tentang ergot alkaloid.
C.
Manfaat
Menambah
pengetahuan mengenai mikotoksin, khususnya mengenai ergot alkaloid.
BAB
II
ERGOT ALKALOID
Ergot alkaloid adalah mikotoksin
yang menyebabkan penyakit halusinasi bagi hewan dan manusia, yang disebabkan
aktivitas asam lisergat dalam kandungannya, yang mempengaruhi syaraf-syaraf di
kepala sehingga mengakibatkan halusinasi yang bisa dikatakan berbahaya. Toksin
ini diproduksi oleh beberapa keluarga fungi dan merupakan kelompok alkaloid
ergoline, dikelompokkan menjadi 2 golongan, golongan amida asam lisergat, yang
terkandung dalam keluarga Clavicipitacieae, dan golongan alkaloid
clavine, yang terkandung dalam Aspergillus fumingatus.
Gandum
yang terinfeksi jamur Claviceps purpurea
A.
Sejarah
Penemuan
Sejak pada abad pertengahandi Eropa,
manusia keracunan akibat mengkonsumsi roti gandum, yang terbuat dari gandum
yang telah terinfeksi ergot.
Di Perancis selama revolusi
keracunan akibat ergot mulai dikenal. Pada tahun 1976 Linnda R. Caporael
mengemukakan bahwa gejala histeris (kejang) yang dialami seorang perempuan muda
saat itu menurutnya diakibatkan mengkonsumsi makanan yang mengandung ergot.
Namun, Nicholas P. Spanos dan Jack Gottlieb, setelah melakukan peninjauan
secara medis meragukan kesimpulannya.
Kykeon adalah jenis minuman yang
dulu dikonsumsi oleh orang Yunani kuno yang pertama kali disintesis oleh
ahli kimia dari Swiss, yaitu Albert Hofmann, pada tahun 1938 yang di dalamnya
mengandung ergot alkaloid.
B.
Struktur
Adapun struktur dari
ergot alkaloid adalah sebagai berikut :
C.
Sintesis
pada Fungi
Proses infeksi pada
gandum
Penelitian
telah menunjukkan ada hubungan erat antara proses perkembangan morfologi suatu
sel dengan proses sintesis produk alaminya, termasuk metabolit sekunder. Dalam
bukunya “The Relationship Between Conidiation and Alkaloid Production in
Saprophytic Strains of Claviceps” Pazoutova dan Rehacek menuliskan, pada
tahun 1997 telah diketahui bahwa Claviceps purpurea (salah satu spesies
penghasil alkaloid ergot) yang termutasi mengalami penurunan kemampuan dalam
membentuk konidia dalam media agar-agar. Jamur yang telah termutasi ini
diidentifikasi juga menghasilkan racun alkaloid yang lebih sedikit dari keadaan
normalnya. Hal ini menunjukkan bahwa sintesis alkaloid ergot pada jamur ergot,
terjadi bersamaan dengan proses perkembangan morfologinya (diferensiasi sel).
Tidak ada keterangan atau penelitian yang menerangkan pada fasa mana alkaloid
ergot ini mulai disintesis, serta mekanisme sintesisnya. Berdasarkan keterangan
diatas sintesis alkaloid ergot akan mulai terjadi setelah infeksi jamur pada
tanaman host, hingga tahap akhir perkembangan, setelah terbentuk sclerotia.
Suatu inti padat, keras, berwarna gelap, berisi kumpulan alkaloid ergot.
Jamur ergot mengalami fasa
perkembangbiakan spora pada suhu sekitar 18oC pada kondisi
kelembaban tinggi. Kondisi ini yang diperkirakan kondusif untuk sintesis
alkaloid ergot pada jamur. Enzim yang sampai saat ini telah diketahui terlibat
dalam proses sintesis alkaloid ergot adalah:
Enzim
|
Fungsi
|
Dimethylallyltryptophan
synthetase (DMATS)
|
Membentuk DMAT dari triptofan
|
Chanoclavine— 1—cyclase
|
Mengubah Chanoclavine I/ Chanoclavine I aldehide
menjadi Agroclavine
|
Rangkaian reaksi yang terjadi adalah
:
Prekursor
utama dalam proses sintesis alkaloid ergot adalah L-triptofan. Tahap awal
sintesis adalah prenilasi (gugus yang diberi warna merah) triptofan yang
dikatalisis enzim DMATS. Tahap in akan menghasilkan dimetilalil triptofan
(DMAT) dengan struktur seperti diatas. DMAT ini selanjutnya diproses lebih
lanjut, hingga menghasilkan 3 jenis alkaloid yaitu asam lisergat (diproduksi
keluarga Clavicipitaceae) dan jenis fumiglavine yang diproduksi Aspergillus
fumigatus. Proses pengubahan dari DMAT menjadi ketiga alkaloid diatas belum
jelas mekanismenya, namun terdapat enzim yang berhasil diisolasi pada tahap
ini, yaitu Chanoclavine— 1—cyclase, yang mengubah chanoclavine I menjadi
argoclavine. Tahap lain yang dapat diperkirakan dari keberadaan enzim ini
adalah:
Tahap
selanjutnya setelah reaksi diatas, diperkirakan adalah terbentuknya
elymoclavine, dengan struktur :
D.
Fungsi
Ergot Alkaloid bagi Jamur
Pada umumnya tidak ada fungsi khusus
terhadap organisme yang menghasilkannya (ergotamine). Fungsi dari toksin ini
adalah :
1.
Untuk mempertahankan diri dari
kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
2.
Untuk mempertahankan diri dari
makhluk hidup lain di sekitarnya,(berkompetisi).
E.
Aplikasi
bagi Hidup Manusia
Ergot alkaloid memiliki
berbagai kegiatan biologis termasuk efek
pada sirkulasi dan neurotransmisi. Toksin ini biasa
diaplikasikan :
1.
Untuk menginduksi kontraksi rahim
dan untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Dimana kerja ergot
alkaloid pada aplikasi ini yaitu:
2.
Mempengaruhi otot uterus
berkontraksi terus-menerus sehingga memperpendek pendarahan kala III.
3.
Menstimulssi otot-otot polos
terutama dari pembuluih darah perifer dan rahim.
4.
Pembuluh darah mengalami
vasokonstriksi sehingga tekanan darah naik dan terjadi efek oksitosuk pada
kandungan mature.
5.
Ekstrak ergot ini juga
digunakan dalam farmasi, termasuk alkaloid ergot dalam produk
Cafergot yang mengandung
kafein dan ergotamine , biasanya untuk mengobati sakit
kepala migrain dan ergometrin.
6.
Dua obat yang diturunkan dari ergot,
adalah Pergolide dan cabergoline , biasanya
digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson yaitu meningkatkan resiko katup
jantung bocor .
7.
Alkaloid ergot, dapat dimanfaatkan
juga dalam terapi, umumnya diperoleh dari tanaman
8.
Alkaloid ergot digunakan untuk
menstimulasi sistem syaraf simpatik.
9.
Beberapa alkaloid lisergat seperti
halnya ergotamin dan ergobasin digunakan pada terapi kandungan yaitu untuk
mengkontraksi uterus pada saat proses melahirkan untuk mengkontraksi uterus postpatu.
F. Manfaat dalam Industri
Pada umumnya alkaloid ergot dalam kehidupan,
dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Sehingga dalam industry alkaloid ergot ini
diproduksi sebagai obat-obatan juga. Misalnya :
1.
Obat analgesik untuk penyakit migran
2.
Obat untuk menghentikan pendarahan
3.
Obat mengurangi rasa sakit pada saat
melahirkan
G. Proses Produksi
Obat dalam Industri
Dalam pembuatan obat-obatan dalam industri, prosesnya
adalah:
1.
Menyiapkan bahan baku, yaitu jamur
2.
Mengisolasi alkaloid ergot dalam
jamur tersebut
3.
Karena alkaloid ergot masih
mengandung racun, untuk itu senyawa alkaloid ergot diturunkan senyawanya
menjadi ergotamine. Dengan jalan:
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Ergot
alkaloid adalah toksin atau racun yang dihasilkan oleh jamur Claviceps
purpurea. Toksin ini dapat
menyebabkan penyakit halusinasi bagi hewan dan manusia, yang
disebabkan aktivitas asam lisergat dalam kandungannya, yang mempengaruhi
syaraf-syaraf di kepala sehingga mengakibatkan halusinasi yang bisa dikatakan
berbahaya.
B.
Saran
Menjaga kebersihan
individu, makanan, dan lingkungan sehingga terhindar dari jamur, terutama jamur
yang dapatBAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit
yang ditimbulkan oleh makanan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu infeksi dan
intoksikasi. Infeksi terjadi bila setelah mengkonsumsi makanan atau minuman
yang mengandung mikroorganisme patogen hidup, kemudian timbul gejala-gejala
penyakit. Ada pun keracunan makanan terjadi apabila di dalam makanan terdapat
racun, baik racun kimiawi maupun intoksikasi.
Intoksikasi
adalah keracunan yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang mengandung
senyawa beracun. Senyawa beracun tersebut dapat berasal dari tanaman atau hewan
yang terdapat secara alamiah atau diproduksi oleh mikroba pada bahan pangan.
Penyakit
yang ditularkan melalui makanan tersebut dapat menyebabkan penyakit yang ringan
maupun yang dapat mengakibatkan kematian. Besarnya dampak terhadap kesehatan
belum diketahui, karena hanya sebagian kecil dari kasus-kasus yang akhirnya
dilaporkan ke pelayanan kesehatan dan jauh lebih sedikit lagi yang diselidiki.
Kasus-kasus yang dilaporkan di negara maju diperkirakan hanya sekitar 5 – 10 %,
sedangkan di banyak negara berkembang data kuantitatif yang dapat diandalkan
pada umumnya sangat terbatas.
Keracunan
makanan dapat disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh mikroorganisme dalam
makanan, racun alamiah yang terdapat dalam jaringan tanaman atau hewan dan
bahan kimia beracun yang terdapat dalam makanan.
Salah
satu mikroorganisme yang dapat menghasilkan racun adalah jamur/kapang. Racun
yang dihasilkan oleh jamur/kapang disebut mikotoksin. Mikotoksin
bisa dimaknai sebagai zat metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur dan
bersifat racun (toksik). Lebih lengkapnya, mikotoksin didefinisikan sebagai
produk alami dengan bobot molekul rendah yang dihasilkan sebagai metabolit
sekunder dari cendawan berfilamen dan dapat menyebabkan penyakit bahkan
kematian pada manusia, hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme lainnya.
Mikotoksin
dapat menimbulkan penyakit yang sifatnya kronis atau menahun. Toksin ini
berbahaya bagi hewan atau manusia karena bersifat karsinogenik atau memacu
timbulnya kanker dan mutagenik yang menyebabkan terjadinya mutasi genetik.
Sedangkan racun dari bakteri bersifat akut, dari beberapa jam sampai beberapa
hari. Lebih dari 300 mikotoksin telah diidentifikasi tetapi hanya sedikit yang
tampak dalam makanan dan hidup dengan kadar yang cukup untuk menimbulkan
masalah.
FAO
telah memperkirakan sekitar 25 % makanan di dunia secara signifikan
terkontaminasi mikotoksin. Mikotoksin dihasilkan oleh jamur yang menyerang
hasil pertanian, terutama serealia dan biji-bijian yang mengandung minyak,
selama pertumbuhan dan penyimpanan pasca panen. Kebeadaan mikotoksin akibat
interaksi yang rumit antara organisme toksinogenik, tanaman penjamu, dan
beberapa faktor lingkungan seperti suhu, uap air dan penyimpangan.
Mikotoksin
juga ditemukan dalam susu, daging, dan produk olahannya akibat hewan
penghasilnya mengkonsumsi makanan yang mengandung mikotoksin. Mikotoksin tidak
terpengaruh oleh perlakuan pasteurisasi dan tetap dapat ditemukan dalam produk
seperti yogurt, keju, dan krim.
Terdapat
beberapa jenis mikotoksin yang sering merugikan manusia, salah satunya adalah
ergot alkaloid yang diproduksi oleh jamur Claviceps purpurea dan sering mengkontaminasi gandum dan hewan ternak.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas tentang ergot alkaloid.
C.
Manfaat
Menambah
pengetahuan mengenai mikotoksin, khususnya mengenai ergot alkaloid.
BAB
II
ERGOT ALKALOID
Ergot alkaloid adalah mikotoksin
yang menyebabkan penyakit halusinasi bagi hewan dan manusia, yang disebabkan
aktivitas asam lisergat dalam kandungannya, yang mempengaruhi syaraf-syaraf di
kepala sehingga mengakibatkan halusinasi yang bisa dikatakan berbahaya. Toksin
ini diproduksi oleh beberapa keluarga fungi dan merupakan kelompok alkaloid
ergoline, dikelompokkan menjadi 2 golongan, golongan amida asam lisergat, yang
terkandung dalam keluarga Clavicipitacieae, dan golongan alkaloid
clavine, yang terkandung dalam Aspergillus fumingatus.
Gandum
yang terinfeksi jamur Claviceps purpurea
A.
Sejarah
Penemuan
Sejak pada abad pertengahandi Eropa,
manusia keracunan akibat mengkonsumsi roti gandum, yang terbuat dari gandum
yang telah terinfeksi ergot.
Di Perancis selama revolusi
keracunan akibat ergot mulai dikenal. Pada tahun 1976 Linnda R. Caporael
mengemukakan bahwa gejala histeris (kejang) yang dialami seorang perempuan muda
saat itu menurutnya diakibatkan mengkonsumsi makanan yang mengandung ergot.
Namun, Nicholas P. Spanos dan Jack Gottlieb, setelah melakukan peninjauan
secara medis meragukan kesimpulannya.
Kykeon adalah jenis minuman yang
dulu dikonsumsi oleh orang Yunani kuno yang pertama kali disintesis oleh
ahli kimia dari Swiss, yaitu Albert Hofmann, pada tahun 1938 yang di dalamnya
mengandung ergot alkaloid.
B.
Struktur
Adapun struktur dari
ergot alkaloid adalah sebagai berikut :
C.
Sintesis
pada Fungi
Proses infeksi pada
gandum
Penelitian
telah menunjukkan ada hubungan erat antara proses perkembangan morfologi suatu
sel dengan proses sintesis produk alaminya, termasuk metabolit sekunder. Dalam
bukunya “The Relationship Between Conidiation and Alkaloid Production in
Saprophytic Strains of Claviceps” Pazoutova dan Rehacek menuliskan, pada
tahun 1997 telah diketahui bahwa Claviceps purpurea (salah satu spesies
penghasil alkaloid ergot) yang termutasi mengalami penurunan kemampuan dalam
membentuk konidia dalam media agar-agar. Jamur yang telah termutasi ini
diidentifikasi juga menghasilkan racun alkaloid yang lebih sedikit dari keadaan
normalnya. Hal ini menunjukkan bahwa sintesis alkaloid ergot pada jamur ergot,
terjadi bersamaan dengan proses perkembangan morfologinya (diferensiasi sel).
Tidak ada keterangan atau penelitian yang menerangkan pada fasa mana alkaloid
ergot ini mulai disintesis, serta mekanisme sintesisnya. Berdasarkan keterangan
diatas sintesis alkaloid ergot akan mulai terjadi setelah infeksi jamur pada
tanaman host, hingga tahap akhir perkembangan, setelah terbentuk sclerotia.
Suatu inti padat, keras, berwarna gelap, berisi kumpulan alkaloid ergot.
Jamur ergot mengalami fasa
perkembangbiakan spora pada suhu sekitar 18oC pada kondisi
kelembaban tinggi. Kondisi ini yang diperkirakan kondusif untuk sintesis
alkaloid ergot pada jamur. Enzim yang sampai saat ini telah diketahui terlibat
dalam proses sintesis alkaloid ergot adalah:
Enzim
|
Fungsi
|
Dimethylallyltryptophan
synthetase (DMATS)
|
Membentuk DMAT dari triptofan
|
Chanoclavine— 1—cyclase
|
Mengubah Chanoclavine I/ Chanoclavine I aldehide
menjadi Agroclavine
|
Rangkaian reaksi yang terjadi adalah
:
Prekursor
utama dalam proses sintesis alkaloid ergot adalah L-triptofan. Tahap awal
sintesis adalah prenilasi (gugus yang diberi warna merah) triptofan yang
dikatalisis enzim DMATS. Tahap in akan menghasilkan dimetilalil triptofan
(DMAT) dengan struktur seperti diatas. DMAT ini selanjutnya diproses lebih
lanjut, hingga menghasilkan 3 jenis alkaloid yaitu asam lisergat (diproduksi
keluarga Clavicipitaceae) dan jenis fumiglavine yang diproduksi Aspergillus
fumigatus. Proses pengubahan dari DMAT menjadi ketiga alkaloid diatas belum
jelas mekanismenya, namun terdapat enzim yang berhasil diisolasi pada tahap
ini, yaitu Chanoclavine— 1—cyclase, yang mengubah chanoclavine I menjadi
argoclavine. Tahap lain yang dapat diperkirakan dari keberadaan enzim ini
adalah:
Tahap
selanjutnya setelah reaksi diatas, diperkirakan adalah terbentuknya
elymoclavine, dengan struktur :
D.
Fungsi
Ergot Alkaloid bagi Jamur
Pada umumnya tidak ada fungsi khusus
terhadap organisme yang menghasilkannya (ergotamine). Fungsi dari toksin ini
adalah :
1.
Untuk mempertahankan diri dari
kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
2.
Untuk mempertahankan diri dari
makhluk hidup lain di sekitarnya,(berkompetisi).
E.
Aplikasi
bagi Hidup Manusia
Ergot alkaloid memiliki
berbagai kegiatan biologis termasuk efek
pada sirkulasi dan neurotransmisi. Toksin ini biasa
diaplikasikan :
1.
Untuk menginduksi kontraksi rahim
dan untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Dimana kerja ergot
alkaloid pada aplikasi ini yaitu:
2.
Mempengaruhi otot uterus
berkontraksi terus-menerus sehingga memperpendek pendarahan kala III.
3.
Menstimulssi otot-otot polos
terutama dari pembuluih darah perifer dan rahim.
4.
Pembuluh darah mengalami
vasokonstriksi sehingga tekanan darah naik dan terjadi efek oksitosuk pada
kandungan mature.
5.
Ekstrak ergot ini juga
digunakan dalam farmasi, termasuk alkaloid ergot dalam produk
Cafergot yang mengandung
kafein dan ergotamine , biasanya untuk mengobati sakit
kepala migrain dan ergometrin.
6.
Dua obat yang diturunkan dari ergot,
adalah Pergolide dan cabergoline , biasanya
digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson yaitu meningkatkan resiko katup
jantung bocor .
7.
Alkaloid ergot, dapat dimanfaatkan
juga dalam terapi, umumnya diperoleh dari tanaman
8.
Alkaloid ergot digunakan untuk
menstimulasi sistem syaraf simpatik.
9.
Beberapa alkaloid lisergat seperti
halnya ergotamin dan ergobasin digunakan pada terapi kandungan yaitu untuk
mengkontraksi uterus pada saat proses melahirkan untuk mengkontraksi uterus postpatu.
F. Manfaat dalam Industri
Pada umumnya alkaloid ergot dalam kehidupan,
dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Sehingga dalam industry alkaloid ergot ini
diproduksi sebagai obat-obatan juga. Misalnya :
1.
Obat analgesik untuk penyakit migran
2.
Obat untuk menghentikan pendarahan
3.
Obat mengurangi rasa sakit pada saat
melahirkan
G. Proses Produksi
Obat dalam Industri
Dalam pembuatan obat-obatan dalam industri, prosesnya
adalah:
1.
Menyiapkan bahan baku, yaitu jamur
2.
Mengisolasi alkaloid ergot dalam
jamur tersebut
3.
Karena alkaloid ergot masih
mengandung racun, untuk itu senyawa alkaloid ergot diturunkan senyawanya
menjadi ergotamine. Dengan jalan:
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Ergot
alkaloid adalah toksin atau racun yang dihasilkan oleh jamur Claviceps
purpurea. Toksin ini dapat
menyebabkan penyakit halusinasi bagi hewan dan manusia, yang
disebabkan aktivitas asam lisergat dalam kandungannya, yang mempengaruhi
syaraf-syaraf di kepala sehingga mengakibatkan halusinasi yang bisa dikatakan
berbahaya.
B.
Saran
Menjaga kebersihan
individu, makanan, dan lingkungan sehingga terhindar dari jamur, terutama jamur
yang dapat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar