BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sebagian besar tubuh manusia itu sendiri terdiri dari air. Tubuh manusia rata-rata mengandung air sebanyak 90% dari berat badannya. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%. Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh. Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya mendapatkan air yang cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996).
Dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari manusia amat tergantung pada air, karena air dipergunakan untuk mencuci, membersihkan peralatan, mandi, dan lain sebagainya. Kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air makin meningkat (Suriawiria, 1996).
Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu kesehatan, setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).
Air sangat dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia, oleh karena itu perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Ditinjau dari segi kualitas, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang terdiri atas pH, kesadahan, dan sebagainya, serta kualitas biologi dimana air terbebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya makin lama makin berkurang sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja.
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan dibanding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil. Salah satu sumber air yang banyak digunakan oleh masyarakat, yaitu air PDAM, juga memanfaatkan air tanah sebagai sumber utamanya.
Walaupun telah melalui proses pengolahan, akan tetapi air PDAM yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia.
Berdasarkan masalah di atas, maka perlu diketahui kualitas air PDAM yang bisa digunakan untuk kebutuhan manusia tanpa menyebabkan akibat buruk dari penggunaan air tersebut.
Tujuan
Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah :
- Mengetahui proses pengambilan sampel air
- Mengetahui kesadahan air PDAM
- Mengetahui kadar klorida dalam air PDAM
- Mengetahui keasaman air PDAM
- Mengetahui jumlah koliform tinja dalam air PDAM
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Air adalah salah satu bahan kimia di alam yang sangat penting dan dibutuhkan makhluk hidup. Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-zat yang alamiah dan buatan manusia. Air baku adalah air dari badan air yang dapat diolah menjadi air minum, yang pada pokoknya dilakukan dengan cara koagulasi, pengendapan penyaringan dan penyucihamaan. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat sebagai air minum seperti yang ditetapkan dalam Permenkes RI. Pencemaran air adalah suatu peristiwa masuknya zat – zat ke dalam air yang mengakibatkan kualitas air tersebut menurun, sehingga dapat mengganggu / membahayakan kesehatan masyarakat.
Penggolongan Air
Penggolongan air menurut tujuan penggunaannya (peruntukannya) ditetapkan sebagai berikut :
Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum
Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan
Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha industri, pembangkit listrik tenaga air.
Berdasarkan penggunaannya, air PDAM dapat digolongkan ke dalam golongan air B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
Persyaratan Kualitas Air
Dengan berlakunya baku mutu air, maka dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan. Di Indonesia, ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Permenkes berdasarkan PP No.416/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih.
Mengingat betapa pentingnya air bersih unuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
Syarat fisik, antara lain :
Air harus bersih dan tidak keruh
Tidak berwarna
Tidak berasa
Tidak berbau
Suhu antara 10o - 25o C (sejuk)
Syarat kimiawi, antara lain :
Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
Cukup yodium, pH = 6,5 – 9,2
Syarat bakteriologi, antara lain :
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit, dan bakteri patogen penyebab penyakit.
Kriteria kualitas air berbeda untuk masing-masing golongan, begitupun dengan air golongan B, memiliki kriteria kualitas air tersendiri. Daftar kriteria kualitas air golongan B menurut PP No. 20/1990 adalah sebagai berikut :
No. Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan
Fisika *Air permukaan dianjurkan lebih besar atau sama dengan 6
1 Suhu oC Suhu Air Normal
2 Zat Padat Terlarut mg/L 1.000
Kimia
a. Kimia Anorganik
1 Air Raksa mg/L 0.001
2 Amoniak Bebas mg/L 0.5
3 Arsen mg/L 0.05
4 Barium mg/L 1.0
5 Besi mg/L 5.0
6 Fluorida mg/L 1.5
7 Kadmium mg/L 0.01
8 Klorida mg/L 600
9 Kromium, valensi 6 mg/L 0.05
10 Mangan mg/L 0.5
11 Nitrat, sebagai N mg/L 10
12 Nitrit, sebagai N mg/L 1.0
13 Oksigen Terlarut (DO) mg/L *
14 pH - 5-9
15 Selenium mg/L 0.01
16 Seng mg/L 5
17 Sianida mg/L 0.1
18 Sulfat mg/L 400
19 Sulfida, sebagai H2S mg/L 0.1
20 Tembaga mg/L 1.0
21 Timbal mg/L 0.1
b. Kimia Organik
1 Aldrin dan dieldrin mg/L 0.017
2 Chlordane mg/L 0.003
3 DDT mg/L 0.042
4 Endrine mg/L 0.001
5 Fenol mg/L 0.002
6 Heptachlor dan Heptachlor epoxide mg/L 0.018
7 Karbon Kloroform Ekstrak mg/L 0.5
8 Lindane mg/L 0.056
9 Methoxychlor mg/L 0.035
10 Minyak dan Lemak mg/L Nihil
11 Organofosfat dan carbamate mg/L 0.1
12 PCB mg/L Nihil
13 Senyawa aktif biru metilen (surfaktan) mg/L 0.5
14 Toxaphene mg/L 0.005
Mikrobiologik
1 Koliform tinja jumlah per 100 mL 2.000
2 Total Koliform jumlah per 100 mL 10.000
Radio aktivitas
1 Aktivitas Alpha (Gross Alpha Activity) Bq/L 0.1
2 Aktivitas Beta (Gross Beta Activity) Bq/L 1.0
Keterangan :
mg = miligram
mL = mililiter
L = liter
Bq = Bequerel
NTU = Nephelometric Turbidity Units
TCU = True Color Units
Logam Berat Merupakan Logam Terlarut
Pengambilan Sampel Air
Pengambilan sampel penting untuk diperhatikan, sebab proses pengambilan sampel juga mempengaruhi hasil uji. Sampel yang diambil cukup sedikit, oleh karena itu diupayakan agar pengambilan sampel yang sedikit itulah dapat mewakili air keseluruhannya (representatif).
Proses pengambilan contoh uji harus memenuhi persyaratan, diantaranya :
Persyaratan alat pengambil contoh uji :
Terbuat dari bahan yang tidak dapat mempengaruhi sifat parameter pada contoh uji air
Mudah dicuci
Contoh uji mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan tersuspensi di dalamnya.
Kapasitas alat 1-5 liter tergantung maksud pengujian
Mudah dan aman untuk dibawa
Wadah contoh uji air :
Terbuat dari bahan gelas atau plastik
Dapat ditutup dengan kuat dan rapat
Mudah dicuci
Tidak mudah pecah
Wadah contoh uji air untuk pengujian mikrobiologi harus dapat disterilkan
Tidak menyerap zat-zat kimia dari contoh uji air yang diambil
Tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam contoh uji air
Tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan contoh uji air
Volume contoh uji air
Untuk pengujian parameter fisik air diperlukan ± 2 liter
Untuk pengujian parameter kimia air diperlukan ± 5 liter
Untuk pengujian parameter bakteriologi diperlukan ± 100 mililiter
Untuk pengujian parameter biomaker diperlukan 0,5 – 20 liter
Pola kerja :
Menentukan lokasi pengambilan contoh uji
Menentukan titik pengambilan contoh uji air
Melakukan pengambilan contoh uji air
Melakukan pengujian kualitas air di lapangan
Melakukan pengolahan pendahuluan dan pengawetan contoh uji air
Pengepakan contoh uji dan pengangkutan ke laboratorium
Pengujian Kesadahan Air
Air sadah adalah air yang mengandung ion-ion kalsium dan magnesium. Senyawa-senyawa kalsium dan magnesium ini relatif sukar larut dalam air, sehingga senyawa-senyawa ini cenderung untuk memisahkan diri dari larutan dalam bentuk endapan atau precipitation yang kemudian melekat pada logam (wadah) dan menjadi keras sehingga mengakibatkan timbulnya kerak. Air sadah dibagi menjadi dua, yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap. Air sadah sementara yaitu air yang kesadahannya disebabkan oleh kalsium dan magnesium dari karbonat dan bikarbonat, sedangkan air sadah tetap disebabkan oleh garam kalsium sulfat dan klorida.
Kesadahan total, yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan melalui titrasi dengan metode kompleksometri dimana EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap kation-kation tersebut. EDTA ini bentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan ke suatu larutan yang mengandung kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil Eriochrom Hitam T atau calmagite ditambahkan ke suatu larutan mengandung kalsium dan ion-ion magnesium pada satu pH dari 10,0 ± 0,1, larutan menjadi berwarna merah muda. Jika EDTA ditambahkan sebagai satu titran, kalsium dan magnesium akan menjadi suatu kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium telah menjadi kompleks, larutan akan berubah menjadi berwarna biru yang menandakan titik akhir titrasi. Pada pH tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexide.
Pengujian Klorida dalam Air
Klor adalah salah satu unsure kimia dengan symbol Cl dan mempunyai nomor atom17. Dalam bentuk ionnya, unsur ini biasanya sebagai pembentukan garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah. Sangat pentingnya unsur ini sampai semua kehidupan mengandung dan membutuhkan unsur ini, termasuk manusia. Dalam bentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Dalam bentuk cair atau padat klor biasanya sering digunakan sebagai oksidan, pemutih, atau desinfektan. Kebanyakan klor diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutih kertas, desinfektan, dan proses tekstil.
Semua perairan alami mengandung klorida yang kadarnya bervariasi mulai dari beberapa milligram sampai puluhan ribu milligram (air laut). Namun suatu perairan baik itu tanah, air artesis, danau atau sungai biasanya memiliki kadar klorida yang relatif tetap. Perubahan kadar klorida dalam suatu perairan berhubungan dengan lokasi maupun waktu tertentu yang menunjukkan adanya percampuran dengan perairan lain maupun pencemaran terhadap perairan tersebut.
Keberadaan ion Cl- dalam air akan berpengaruh pada tingkat keasinan air. Semakin tinggi konsentrasi Cl-, berarti semakin asin air dan semakin rendah kualitasnya. Besarnya kadar klorida dalam perairan sangat penting dalam berbagai aspek dalam penelitian-penelitian tenaga panas bumi, irigasi, industri, hidrologi, dan lain-lain.
Ion klorida pada dasarnya mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat-sifat kimia dan biologi perairan. Kation dari garam-garam klorida dalam air terdapat dalam keadaan mudah larut. Ion klorida secara umum tidak membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan ion-ion logam. Ion ini juga tidak dapat dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik. Tetapi kelebihan garam klorida dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Oleh karena itu sangat penting dilakukan analisa terhadap klorida, karena kelebihan klorida dalam air menyebabkan pembentukan noda putih di pinggiran badan air.
Pengujian Keasaman Air
Derajat keasaman (pH) adalah ukuran derajat keasaman atau kebasaan zat cair atau larutan. Air yang mempunyai pH antara 6,7-8,6 mendukung populasi hewan dan tumbuhan dalam air. Dalam jangkauan pH itu, pertumbuhan dan perkembangbiakan hewan dan tumbuhan di air tidak terganggu. Salah satu yang dapat menyebabkan tingkat keasaman air meningkat adalah emisi rumah kaca dalam hal ini adalah peningkatan CO2. Selain dapat mengganggu ekosistem makhluk hidup dalam air, keasaman air yang tinggi dapat menyebabkan penyakit pada manusia, diantaranya tukak lambung dan penyakit jaringan bawah kulit.
Pengujian Mikrobiologi Air
Selain aspek kimia, kualitas air juga ditentukan dari aspek biologi, yaitu parameter bakteriologi. Untuk menghitung jumlah bakteri dalam air, khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan kontaminan utama sumber air minum dalam hal ini dikhususkan pada air PDAM, digunakan metode MPN. MPN merupakan pendekatan lain di untuk melakukan enumerasi bakteri hidup, yang didasarkan pada metode statistik (Teori Kemungkinan). Ciri-ciri utama bakteri koliform adalah adalah bakteri gram negatif, batang pendek, tidak membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi waktu 24 jam inkubasi pada suhu 250C. Prinsip penggunaan metode ini adalah menggunakan larutan sebagai media pertumbuhan atau disebut sebagai media cair (broth) yang ditempatkan dalam tabung reaksi. Hasil perhitungannya dilakukan dengan menggunakan pendekatan secara statistik. Umumnya setiap pengenceran digunakan 3-5 buah tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi. Perhitungan koloni bakteri berdasarkan atas aktivitas bakteri tersebut dalam melakukan metabolisme. Metode ini sering digunakan untuk menghitung jumlah populasi bakteri E.coli dalam air, karena kemampuannya dalam melakukan fermentasi dalam substrat media cair Lactose Broth. Metabolitnya berupa gas karbon dioksida yang akan terperangkap dalam tabung durham yang sengaja dimasukkan ke dalam tabung reaksinya dengan posisi terbalik.
BAB III
METODE KERJA
Pengambilan Sampel Air PDAM
- Alat
- Botol atau wadah penampung sampel
- Kertas pH indikator
- Termometer
- Lampu spiritus
2. Prosedur Kerja
Siapkan alat
Hidupkan kran, lalu biarkan air mengalir selama ±2 menit
Matikan kran, lalu fiksasi mulut kran dengan menggunakan lampu spiritus
Hidupkan lagi kran, dan biarkan selama ±2 menit
Tampung air dalam botol penampung
Uji pH dan suhunya
Tutup, sampel siap dibawa ke laboratorium
Penetapan Kadar Kalsium dan Magnesium (Kesadahan) dalam Air PDAM secara Kompleksometri
Alat
Erlenmeyer
Buret
Statif dan klem
Pipet volume
Timbangan kasar
Perkamen
Bahan
NaOH 1 N 200 ml
Indikator Murexid
Na EDTA 0,01 M
Aqua ± CO2 1L
KCN 10 % 200 ml
Prosedur Kerja
Pembuatan Larutan Titer Na-EDTA 0,01 M 200ml (sesuai FI edisi III)
Na EDTA 0,1M 1L ~ 37,22 gram
0,01M 1L ~ 3,722 gram
0,01M 200ml ~ 0,744 gram
Timbang 0,744 gram Na.EDTA
Masukkan dalam beaker glass
Tambahkan aquadest sampai 200ml.
Pembakuan Na EDTA dengan CaCO3 0,01 M
Timbang saksama 200 mg CaCO3 anhidrat yang telah dikeringkan pada suhu 100°C.
Larutkan dalam 50 mL aquadest, homogenkan.
Tambahkan HCl 2 mL p, kocok sampai CaCO3 larut.
Tambahkan dan encerkan dengan aquadest hingga 100 mL.
Tambahkan 15 mL larutan NaOH encer.
Masukkan serbuk indikator biru hidroksi naftol secukupnya hingga warna merah ungu.
Titrasi dengan Na EDTA hingga teradi warna biru.
Penetapan Kadar Kalsium
Ambil contoh uji 50,0 mL, tambahkan2 mL atau secukupnya larutan NaOH 1 N sampai pH 12 – 13.
Apabila contoh uji menjadi keruh, tambahkan 1-2 mL larutan KCN 10%.
Tambahkan 5 tetes larutan indikator muerexid.
Titrasi dengan Na EDTA 0,1 M sambil diaduk.
TAT : merah ungu.
Penetapan Kadar Magnesium
Ambil 50 mL contoh uji
Tambahkan 1-2 mL larutan penyangga kesadahan pH 10 dan 1-2 tetes indikator EBT
Titrasi dengan EDTA 0,01 M sambil diaduk sampai terjadi perubahan warna dari kemerah-merahan menjadi biru laut
Catat mL larutan EDTA yang diperlukan untuk titrasi
Penetapan Kadar Klorida dalam Air PDAM secara Argentometri
Alat
Buret
Statif
Klem
Erlenmeyer
Pipet volume
Labu takar
Beaker gelas
Pipet tetes
Neraca kasar
Neraca analitik
Bahan
Air PDAM
Larutan AgNO3 0,01 N
NaCl 0,01 N
Indikator K2CrO4
Indikator Phenolphtalein 5 %
NaOH 1 N
H2SO4 1 N
H2O2 3 %
Aquadest
Prosedur Kerja
Pembuatan Larutan
Membuat larutan AgNO3 0,01 N 1 Liter
Ditimbang kira-kira 2,376 gram kristal AgNO3
Dimasukkan ke dalam labu takar 1000 mL
Ditambah aquadest ad sampai 1000 mL, homogenkan.
Membuat larutan NaCl 0,01 N 1 Liter
Menimbang dengan tepat 824 mg Kristal NaCl
Masukkan ke dalam labu takar 1000 mL
Ditambah aquadest ad sampai 1000 mL sambil dikocok supaya larut.
Membuat larutan K2CrO4 5 %
Menimbang 5 gram kristal K2CrO4
Dilarutkan dalam 100 mL aquadest, aduk sampai larut.
Pembakuan larutan AgNO3 dengan menggunakan NaCl
Pipet 10 mL larutan NaCl 0,01 N secara duplo dan masukkan dalam Erlenmeyer 100 mL
Tambahkan 0,5 mL larutan indikator K2CrO4 5 % dan aduk
Titrasi dengan AgNO3 sampai terjadi warna kuning kemerahan
Catat mL larutan AgNO3 yang digunakan
Penetapan Kadar Klorida
Ukur 50 mLcontoh uji, masukkan dalam erlenmeyer 250 mL
Tambahkan 0,5 mL larutan indikator K2CrO4 5 % dan kocok hingga merata
Titrasi dengan larutan AgNO3 0.01 N sampai terbentuk endapan warna kuning kemerahan
Lakukan titrasi blanko seperti langkah ke-1 sampai ke-3 terhadap 50 mL air suling bebas klorida
Catat mL larutan AgNO3 yang digunakan
Hitung kadar klorida dalam contoh uji sebagai berikut :
Kadar Cl- (mg/L) = ("A - B" )"× N × 35.450" /"V" " × f"
Keterangan :
A = Volume AgNO3 (mL) untuk titrasi NaCl
B = Volume AgNO3 (mL) untuk titrasi blanko
V = Volume NaCl (mL)
N = Noramalitas NaCl
f = factor pengenceran
Pengujian Keasaman Air PDAM secara Titrimetrik
Alat
Buret
Statif
Kleem
Erlenmeyer
Pipet volum
Labu takar
Beaker glass
Pipet tetes
Bahan
Air PDAM
Na2S2O3 0,1 N
NaOH 0,02 N
Aquadest bebas Co2
Phenolptalein
Jingga Metil
Prosedur Kerja
Pembuatan Larutan
Membuat larutan NaOH 0,02 N dalam 1000 ml
1 N 1 L ~ 40 gram NaOH
0,02 N 1 L ~ 0,8 gram NaOH
Timbang 800 gram kristal NaOH, masukkan dalam erlenmeyer
Larutkan dengan sedikit aquadest
Setelah homogenkan Add Aquadest hingga tanda 1000 ml lalu tambahkan larutan jenuh Barium Hidroksida segar simpan dalam botol tertutup
Membuat larutan Na2S2O3 0,1 N dalam 1000 ml
Timbang 24,818 gram kristal Na2S2O3
Masukan ke dalam Labu takar 1000 ml yang berisi aquadest sebanyak ± 250 ml
Kocok hingga larut
Tambahkan aquadest hingga tanda 1000 ml
Membuat indikator Jingga Metil
Timbang 0,04 gram serbuk jingga metil
Larutkan dala 100 ml etanol 20%
Pembakuan larutan NaOH dengan Ka-Biftalat
Larutkan ± 9 gram Ka-Biftalat yang telah dikeringkan sebelumnya pada suhu 2800C (selama 2 jam dan ditimbang secara saksama). Titrasi dengan NaOH 1N menggunakan Indikator PP
1ml NaOH 1N ~ 204,2 Mg Ka-Biftalat
Penetapan Keasaman
Ukur 50 ml contoh uji dan masukan Fe dalam erlenmeyer 250 ml
Tambahkan 3 tetes indikator Jingga Metil
Titrasi dengan NaOH 0,02 N samapai warna jingga berubah menjadi kuning. Catat volume NaOH yang digunakan (A’) (keasaman jingga metil)
Ukur 50 ml sampel , lalu tambahkan 3 tetes PP
Titrasi dengan larutan NaOH 0,02 N sampai warna Merah muda. Catat volume NaOH yang digunakan (A”) (keasaman Phenol Ptalein)
Catatan : persiapan Sampel
Pengukuran 150 ml sampel dimasukkan kedalam wadah (erlenmeyer)
Tambahkan 1 tetes Na2S2O3 0,1 N pada sampel untuk menetralkan sisa klorin dalam air (sisa klorin dalam air akan memucatkan indikator Jingga Metil)
Perhitungan kadar Keasaman Air :
Keasaman total sebagai Me Q / L :
"A × B × 1000" /"C"
Keasaman total sebagai H+ Mg/ L :
"A × B × 1000 × 1,008" /"C"
Keasaor phenolptalein
B = normalitas larutan NaOH yang digunakan
C = volume sampel yang tidak digunakan dalam Mr
Pengujian Coliform Tinja Metode MPN pada Air PDAM
Alat
Tabung reaksi
Pipet volume
Erlenmeyer
Tabung durham
Inkubator
Bahan
Sampel air PDAM
Media PDF
Media BGLBB
Prosedur Kerja (Ragam 5 : 1 : 1)
Ke dalam 5 tabung media LB 1,5% ( triple strenght ) diisi contoh uji masing – masing 10 ml
Ke dalam satu tabung media LB 0,5% ( single strenght ) diisi contoh uji 1 ml
Ke dalam 1 tabung media LB 0,5% ( single strenght ) diisi contoh uji 0,1 ml
Semua media dalam tabung LB dieramkan pada inkubator selama 2 x 24 jam pada suhu 370C, dinyatakan positif jika ditemukan adanya gelembung gas dalam tabung durham
Semua media dalam tabung positif dipindahkan 1 ose penuh ke dalam media BGLB, dieramkan dalam inkubator selama 2 x 24 jam pada suhu 370C, dinyatakan positif bila ditemukan adanya gelembung gas dalam tabung durham
Jumlah media tabung yang positif dicocokkan dalam tabel, sehingga diperoleh jumlah coliform dalam 100 ml contoh uji
Skema Pemeriksaan MPN Coliform Tinja Ragam 5 : 1 : 1
Tabel MPN 511 menurut Formula Thomas
Jumlah tabung positif ( + ) gas pada penanaman Indeks MPN per 100 ml
5 x 10 ml 1 x 1 ml 1x 10 ml
0 0 0 0
0 0 1 2
0 1 0 2
0 1 1 4
1 0 0 2
1 0 1 4
1 1 0 4
1 1 1 1
2 0 0 5
2 0 1 8
2 1 0 8
2 1 1 10
3 0 0 9
3 0 1 12
3 1 0 12
3 1 1 16
4 0 0 17
4 0 1 21
4 1 0 22
4 1 1 27
5 0 0 67
5 0 1 84
5 1 0 265
5 1 1 =979
BAB IV
HASIL
Pengambilan Sampel Air PDAM
Lokasi Pengambilan Air PDAM
Tempat : Jalan Farmasi
Hari/Tanggal : Rabu, 28 September 2011
Waktu : 14.32 WITA
Titik pengambilan : Mulut kran
Pengujian di Lapangan
pH1 : 6
pH2 : 6
pH3 : 6
Suhu : 33oC
Volume : 600 mL
Penetapan Kadar Kalsium dan Magnesium secara Kompleksometri
Data Pembakuan Larutan Titer
No Pemipetan Vp (mL) Vt (mL)
1 I 10,0 13,6
2 II 10,0 13,8
3 III 10,0 12,25
M CaCO3 = "mg penimbangan" /"BM × V"
= "53,0" /"68,09 × 50"
= "53,0" /"3404,5"
= "0,0156 M"
M EDTA = "Vp × M CaCO3" /"Vt"
M1 = "10,0 ×0,0156" /"13,6"
= "0,0114 M"
M2 = "10,0 ×0,0156" /"13,8"
= "0,0113 M"
M3 = "10,0 ×0,0156" /"12,25"
= "0,0127 M"
M EDTArata-rata = "M1 +M2 +M3" /"3"
= "0,0114 +0,0113+0,0127" /"3"
= "0,0118 M"
Penetapan Kadar Kalsium
Data penetapan kadar Calsium pada sampel air PDAM
No Pemipetan Vp (mL) Vt (mL)
1 I 50,0 9,0
2 II 50,0 9,4
3 III 50,0 9,15
% Ca = "Vt ×M EDTA ×0,4008 ×1000" /"Vp"
% Ca1 = "9,0 ×0,0118 ×0,4008 ×1000" /"50,0"
= "0,8891 " "mg" /"L"
% Ca2 = "9,4 ×0,0118 ×0,4008 ×1000" /"50,0"
= "0,8891 " "mg" /"L"
% Ca3 = "9,15 ×0,0118 ×0,4008 ×1000" /"50,0"
= "0,8654 " "mg" /"L"
% Carata-rata = "0,8891 +0,8891 +0,8654" /"3"
= "0,8812 " "mg" /"L"
Penetapan Kadar Ca sebagai CaCO3 dalam sampel air PDAM
% CaCO3 = "Vt ×M EDTA ×1,008 ×1000" /"mL contoh"
% CaCO3 1 = "9,0 ×0,0118 ×1,008 ×1000" /"50,0"
= "2,1409 " "mg" /"L"
% CaCO3 2 = "9,4 ×0,0118 ×1,008 ×1000" /"50,0"
= "2,2361 " "mg" /"L"
% CaCO3 3 = "9,15 ×0,0118 ×1,008 ×1000" /"50,0"
= "2,1766 " "mg" /"L"
% CaCO3rata-rata = "2,1409 +2,2361 +2,1766" /"3"
= "2,1845 " "mg" /"L"
Penetapan Kesadahan Total (mg/L)
No Pemipetan Vp (mL) Vt (mL)
1 I 50,0 8,0
2 II 50,0 8,2
3 III 50,0 8,4
Kesadahan Total = "Vt ×1,008 ×1000" /"Vp"
1 = "8,0 ×1,008 ×1000" /"50,0"
= "161,28 " "mg" /"L"
2 = "8,2 ×1,008 ×1000" /"50,0"
= "165,312 " "mg" /"L"
3 = "8,4 ×1,008 ×1000" /"50,0"
= 169,344 mg/L
Kesadahan Totalrata-rata = "161,28 +165,312 +169,344" /"3"
= "165,312 " "mg" /"L"
Penetapan Kadar Magnesium dalam Air PDAM (mg/L)
("Kesadahan total-kesadahan Ca sebagai CaCO3" )"×0,243" /"Vp sampel"
= ("165,312 -2,1845" )"×0,243" /"50,0"
= "163,127 ×0,243" /"50,0"
= "39,639" /"50,0"
= 0,7927 mg/L
Penetapan Kadar Klorida dalam Air PDAM secara Argentometri
Pembakuan larutan AgNO3 dengan NaCl
Titrasi Volume pemipetan (Vp) Volume titrasi (Vt)
I 10 mL 10,3 mL
II 10 mL 10,3 mL
N1 = "Vp ×N" /"Vt"
= "10 ×0,0141" /"10,3"
= 0,0137 N
N2 = "Vp ×N" /"Vt"
= "10 ×0,0141" /"10,3"
= "0,0137 N"
Nrata-rata = "0,0137+0,0137" /"2"
= "0,0137 N"
Penetapan Kadar Cl dalam sampel
Titrasi Volume pemipetan (Vp) Volume titrasi (Vt)
blanko 50 mL 1 mL
I 50 mL 13,5 mL
II 50 mL 12,5 mL
Cl-1 = ("A – B" )"× N × 35.450" /"V" " × f"
= ("13,5-1" )"×0,0137 ×35.450" /"50" " ×1"
= 121,42 (mg Cl)/L
Cl-2 = ("A – B" )"× N × 35.450" /"V" " × f"
= ("12,5-1" )"×0,0137 ×35.450" /"50" " ×1"
= "111,70 " "mg Cl" /"L"
Cl-rata-rata = "121,42+111,70" /"2"
= "116,56 " "mg Cl" /"L"
Penetapan Keasaman Air PDAM secara Titrimetrik
Pembakuan NaOH dengan Ka-biftalat
NO Penimbangan Bobot sampel Volume titrasi
1 I 0,0364 gram 12,5 ml
2 II 0,0420 gram 14,5 ml
N = "Mg" /"BE.BM.Vt"
N1 = "36,4" /"1 x 204,2 x 12,5"
= 0,0142 N
N2 = "42,0" /"1 x 204,2 x 14,5"
= 0,0141 N
Penetapan Keasaman Air PDAM
NO Volume Pemipetan Volume titrasi
1 50 ml 3,0 ml
2 50 ml 3,2 ml
Keasaman PhenolPtalein sebagai Mg/ L CaCO3
"A\" x B x 1000 x 50" /"C"
1 = " " "3,0 x 0,014 x 1000 x 50" /"50"
= 42 mg/L CaCO3
2 = "3,2 x 0,014 x 1000 x 50" /"50"
= 44,8 mg/L CaCO3
Rata-rata = (42+44,8)/2
= 43,4 mg/L CaCO3
Keasaman Total :
1 = "A x B x 1000 " /"C"
= "3,0 x 0,014 x 1000 " /"50"
= 0,84 MeQ/L
2 = "3,0 x 0,014 x 1000 x 1,008" /"50"
= 0,84 H+ "mg" /"L"
pH = - log [H+]
= - log [8,4 x 10-1]
= 8,4
Pengujian Coliform Tinja Metode MPN pada Air PDAM
Tabel Hasil Pengamatan
Jumlah tabung positif Indeks MPN
Per 100 ml
5 x 10 ml 1 x 1 ml 1 x 0,1 ml
5 0 1 84
BAB V
PEMBAHASAN
Maksud pengambilan dan penyimpanan sampel air yaitu untuk mengumpulkan air dalam volume tertentu dan melakukan penanganan agar sampel air tersebut bersifat representatif (mewakili keadaan yang sebenarnya) yaitu masih mempunyai sifat-sifat yang sama kondisinya seperti di tempat pengambilan sampel di lapangan.
Pada pengambilan sampel air PDAM, kran harus dibiarkan mengalir selama ±2 menit terlebih dahulu, dengan tujuan agar kotoran-kotoran yang terdapat pada mulut kran bisa ikut terbuang bersama air. Fiksasi dilakukan untuk menghilangkan bakteri pada mulut kran.
Proses pengambilan sampel harus dilakukan sebaik mungkin agar hasil yang diperoleh juga memuaskan.
Untuk mengetahui kualitas air PDAM, dilakukan beberapa percobaan yang dimaksudkan untuk mengetahui kadar bahan-bahan tertentu yang merupakan aspek pencemar air. Salah satunya adalah Kalsium dan Magnesium. Penetapan kadar dari kedua ion ini sekaligus untuk mengetahui tingkat kesadahan air PDAM.
Baik Kalsium maupun Magnesium dapat bereaksi dengan EDTA membentuk senyawa kompleks. Apabila dalam suatu sampel air terdapat ion – ion magnesium saja kemudian ditambahkan indicator EBT maka ion magnesium (II) akan mengikat indikator EBT.
H3ln menghasilkan kompleks berwarna merah (Mg-ln), apabila larutan magnesium dititrasi dengan EDTA maka kompleks Mg-ln akan terputus dan membentuk kompleks Mg-EDTA yang lebih stabil daripada kompleks Mg-ln, sedangkan ln berada dalam keadaan bebas berwarna biru. Titrasi dihentikan ketika berwarna biru jelas telah terbentuk.
Ion kalsium (II) juga dapat bereaksi dengan EBT menghasilkan kompleks Ca-ln, tetapi kompleks ini kurang stabil jika dibandingkan dengan kompleks Mg-ln. Sebaliknya kompleks Ca-EDTA lebih stabil jika dibandingkan dengan kompleks Mg-EDTA.
Ini berarti bahwa jika dalam larutan hanya terdapat ion kalsium (II), dan kemudian dititrasi dengan EDTA maka perubahan warna akan terjadi jauh sebelum titik akhir tercapai. Untuk mengatasi kekurangan ini maka pada analisis kalsium ditambahkan sedikit magnesium yang akan mengikat indicator lebih stabil.
Pada percobaan yang dilakukan dengan contoh uji air PDAM, didapatkan kesadahan total = 0,7927 mg CaCO3, kadar Mg = 163,127 mg/L dan kadar Ca sebagai mg/L CaCO3 = 2,1766 mg/L.
Aspek kedua yang diuji untuk mengetahui kualitas air PDAM adalah Klorida. Klorida merupakan anion pembentuk Natrium klorida yang menyebabkan rasa asin dalam air bersih. Toksisitasnya bergantung pada gugus senyawanya. Misal NaCl sangat tidak beracun, tetapi karboksil klorida sangat beracun. Di Indonesia, klor digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum. Dalam jumlah banyak,selain dapat menimbulkan rasa asin juga dapat menyebabkan korosi pada pipa sistem penyediaan air panas.
Berdasarkan penggunaannya, air PDAM digolongkan ke dalam golongan air B. Setiap golongan memiliki syarat masing-masing untuk memenuhi kriteria kualitas air, termasuk kadar klorida maksimal yang diperbolehkan untuk terkandung di dalamnya. Kadar Klorida yang terkandung dalam air PDAM mungkin dapat menjadi tinggi, sebab air PDAM telah mengalami pengolahan, salah satunya dengan penambahan desinfektan. Klorida merupakan bahan yang paling sering digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum.
Dari hasil percobaan, diperoleh kadar klorida dalam air PDAM 116,56 mg/L. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode argentometri. Air PDAM memiliki kadar klorida 116,56 mg/L yang masih memenuhi persyaratan kualitas air, dimana persyaratan maksimal yang diperbolehkan untuk air golongan B adalah 600 mg/L.
Aspek kimia pencemar air lainnya adalah derajat keasaman air. Derajat keasaman air adalah ukuran derajat keasaman atau kebasaan air.
Air PDAM masih memenuhi syarat kualitas air dari aspek keasamannya, karena memiliki pH 8,4, sedangkan batasan pH untuk air golongan B adalah 5-9. Sifat basa ini dapat menyebabkan air terasa pahit di lidah, membentuk kerak pada pipa dan ketel, menurunkan aktivitas germisida klorin, dan meningkatkan senyawa trihalometan yang berbahaya.
Salah satu aspek mikrobiologi pencemar air adalah kuman dan Koliform. Koliform merupakan salah satu bakteri yang bersifat patogen pada manusia. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit, seperti diare, jika masuk ke dalam saluran pencernaan manusia. Perkembangbiakkan bakteri ini termasuk sangat cepat. Oleh karena itu, bakteri ini tidak diperbolehkan ada di dalam air minum, sekalipun dalam jumlah yang sedikit.
Dari hasil percobaan, diperoleh jumlah kuman pada air PDAM 84 per 100 ml. Air PDAM memenuhi syarat kualitas air karena batasan maksimum coliform untuk golongan B dan C adalah 10.000 per 100 ml.
Berdasarkan hasil pengujian baik parameter kimia maupun bakteri air, air PDAM memenuhi persyaratan kualitas air dan masih layak digunakan untuk masyarakat sekitar, baik untuk dikonsumsi maupun untuk keperluan sehari – hari.
BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan :
Proses pengambilan sampel air harus dilakukan sesuai ketentuan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
Air PDAM merupakan air sadah. Kesadahan total air PDAM adalah 165,312 mg CaCO3, dimana kadar kesadahan air adalah 100-200 ppm CaCO3
Kadar Klorida dalam air PDAM adalah 116,56 mg/L, masih memenuhi standar kualitas air dimana kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 600 mg/L
Air PDAM memiliki pH 8,4. pH yang diperbolehkan adalah 5-9.
Jumlah koliform tinja dalam air PDAM adalah 84 per 100 mL. Koliform tinja maksimum yang diperbolehkan adalah 10.000 per 100 mL
Air PDAM memenuhi syarat kualitas air, sehingga masih layak digunakan oleh masyarakat sekitar baik untuk dikonsumsi maupun digunakan untuk keperluan sehari-hari.