Halaman

30 Oktober 2012

Pemeriksaan Ureum


Judul Praktikum             :       Pemeriksaan Ureum

Tujuan Pemeriksaan       :       Untuk mendiagnosa fungsi ginjal

Prinsip Pemeriksaan        :       Enzimatis penentuan Urem sesuai dengan reaksi berikut:
        Ureum  +  H2O  + 2 H +    urase       2 NH4+  + CO2
       Ion amonia yang terbentuk bereaksi dengan salisilat dan hipochclorida                untuk memberian warna hijau ( 2.2 dikarboxilindophenol  )

Dasar Teori                  :
Ureum adalah produk degradasi akhir,protein asam amino dan deaminasi.
Amonia yang  terbentuk dalam proses ini  dimetabolisme     menjadi  ure di hati . Ini adalah jalur katabolisme yang paling penting untuk  menghilangkan kelebihan-kelebihan nitrogen dalam tubuh manusia. Pada tahun 1914 Marshal memperkenalkan pengujian berdasarkan pada enzim urease untuk menentukan  urea dalam darah. Amonia dilepaskan dari urea oleh urease diukur titrymetrically.Banyak teknik lain digunakan untuk mengukur amonia yang dihasilkan.Ini termasuk uji  Indophenol Bertholoth dan reaksi dari amoniak dengan pereaksi nesller itu.Modifikasi berikutnya telah diterbikan ole Fawcett,Scott,Chaney dan Morbacth.Pada tahu 1995 Talke dan schubert menerbitkan prosedur yang benar-benar enzimatik untuk penentuan urea menggunakan urease atau glutamat dehidrogenase yang digabungkan (GLDH) sistem enzim. Uji analition urea didasarkan pada  metode Berthelot.

Metode Kerja           :
Ø  Alat

Ø  Tabung serologi
Ø  Micro lab 300
Ø  Micro pipet
Ø  Blue tip
Ø  Yellow tip
Ø  Blue tip
Ø  Serum

Ø  Bahan

Ø       R1

v   EDTA 1,5 mmol/L
v   Natrium salisilat 60 mmol/L
v   Natrium nitroprusside 5,2 mmol/L
v   Urease  > 5000 µl

Ø       R2 ( persiapan dan stabilitas )
Reagen kerja :

v   Tambahkan  1 botol kecil R2 ke 1 botol reagen R1.Reagen    bekerja  stabil sampai dengan 4 minggu di suhu 2-80 c
Ø R3 siap digunakan
Ø  R4 siap digunakan

Ø Prosedur kerja :

Ø        3 tabung untuk  1 serum

Ø  Blanko  =  1000 µl reagen yang sudah diencerkan

Ø Standar =  1000 µl reagen yang sudah diencerkan + 10 µl   R4/standar

Ø Test       = 1000 µl reagen + 10 µl serum

Ø Diinkubasi pada suhu ruangan 10 menit atau 7 menit.setelah           diinkubasi,maka tambahkan langsung R3 sebanyak 200 µl ke     dalam tabung ( blanko,standar,test )

Ø Inkubasi lagi selama 10 menit/7 menit pada suhu ruangan.

Nilai Normal                :   15-5 mg/dl

Hasil Pengamatan       :
                                         Probandus

1.          Nama                     : Mersy M.Ndaomanu
    Umur                      : 21 Tahun
    J.Kelamin               : Perempuan

2.       Nama                     : Hendrika S.Sada
          Umur                      : 20 Tahun
          J.Kelamin               : Perempuan

3.       Nama                     : Roswita Taitoh
          Umur                      : 20 Tahun
          J.Kelamin               : perempuan
4.       Nama                     : Fransiska Y.Mahat
          Umur                      : 20 Tahun
          J.Kelamin               : Perempuan
5.       Nama                     : Metty Tukan
          Umur                      : 21Tahun
          J.Kelamin               : Perempuan

6.       Nama                     : Seprianus Umbu Patty
          Umur                      : 20 Tahun
          J.Kelamin               : Laki-Laki

7.       Nama                     : Felipus Y.Sako
          Umur                      : 22 Tahun
          J.Kelamin               : Laki-Laki

8.       Nama                     : Renie Oematan
         Umur                      : 20 Tahun
          J.kelamin                : Perempuan

Hasil Pengamatan       :

Pembahasan                :   

Ureum adalah hasil akhir penguraian α-asam amino di dalam tubuh, baik itu sendiri maupun berasal dari diet. Kadar ureum dipengaruhi oleh katabolisme protein yaitu makanan yang kaya akan protein. Terbentuknya ureum didalam hati dari D-aminase asam-asam amino dari enzim amilase yang banyak terdapat dihati.Bila ginjal rusak atau terjadi kelainan fungsi ginjal,maka akan menghambat ekresi ginjal.

Masalah Klinis :

Ø  Peningkatan Kadar

v   Penyebab Prerenal : katabolisme Protein menungkat
v   Renal : Gagal Ginjal akut
v   Pasca Renal : Penyumbatan saluran ureter

Ø  Penurunan Kadar

v    Nekrosis Hepatik akut,sirosis hepatis,reaksi air oleh              antidiuretik
v   Karsinoma payudara yang sedang, malnutrisi

Faktor-faktor yang mepengaruhi temuan lab:
v  Status dehidrasi dari penderita harus diketahui
v  Diet rendah Protein
v  Pengaruh obat

Kesimpulan     :  

Dari hasil pemeriksaan yang dilihat, kadar ureum dalam serum pasien diperoleh hasil masih dalam keadaan normal.
     





    

28 Oktober 2012

Identifikasi Nyamuk


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Di era yang modern ini masih saja banyak masalah kesehatan yang di timbulkan oleh serangga, salah satunya adalah masalah yang di timbulkan oleh nyamuk. Nyamuk merupakan salah satu vector penyakit yang dapat di katakan berbahaya dikarenakan ada jenis nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit yang berdampakkan kematian pada manusia.
            Nyamuk dapat berkembang biak di tempat-tempat air yang tergenang. Beda tempat perkembangbiakannya beda pula jenis nyamuk yang ada. Telah banyak penyakit-penyakit yang di temukan pada manusia yang di sebabkan oleh nyamuk, beberapa di antaranya adalah demam berdarah, malaria dan filarial. Bahkan telah mewabah pada saat musim hujan dan sangat menggangu kesehatan manusia sendiri
            Maka dari itu kita perlu untuk mengetahui jenis-jenis nyamuk yang ada di pemukiman warga dengan mengidentifikasi nya dengan melihat ciri-ciri yang ada pada bagian tubuh nyamuk tersebut, penyakit apa saja yang dapat di bawanya terhadap manusia dan bagaimana siklus hidupnya serta cara untuk mengendalikannya.

B.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui atau mengidentifikasi jentik dari spesies nyamuk.
2.      Untuk mengetahui spesies dan ciri – ciri dari nyamuk dewasa.
BAB  II
IDENTIFIKASI JENTIK NYAMUK

A.    Landasan Teori
            Bagian-bagian tubuh nyamuk yang di pakai untuk mengenal jenis Nyamuk antara lain
1.      Ukuran dan bagian-bagian tubuh nyamuk
2.      Percabangan urat sayap
3.      Bentuk, jumlah dan warna sisik atau bulu-bulu yang terdapat pada bagian-bagian tubuh nyamuk.
Siklus hidup nyamuk, sejak dari telur hungga menjadi nyamuk dewasa sama dengan serangga yang mengalami tingkatan (stadia) yang berbeda-beda. Dalam siklus hidup nyamuk terdapat empat stadia, yaitu :
Stadium dewasa  →  telur  →  pupa / kepompong
Keterangan :
Stadium dewasa sebagai nyamuk yang hidup dialam bebas, sedangkan ketiga stadium yang hidup dan berkembang didalam air.
Berdasarkan kesenangannya nyamuk suka mencari darah, dikenal 2 golongan nyamuk yaitu :
1)            Nyamuk yang senang mencari darah orang
2)            Nyamuk yang senang mencari darah binatang
Waktu keaktifan mencari darah bagi nyamuk berbeda-beda, di bedakan atas :
a)            Nyamuk yang aktif pada waktu malam hari misalnya : Anopheles dan Cule
b)            Nyamuk yang aktif pada waktu siang hari misalnya : Aedes

Untuk tiap jenis nyamuk tipe breeding places yang berlainan. Nyamuk Culex dapat berkembang disembarang tempat air, Aedes hanya mau di tempat air yang airnya cukup bersih dan tidak kontak langsung dengan tanah. Mansonia senag di kolam, rawa-rawa, danau yang banyak tanaman airnya. Sedangkan Anopheles kesenanganya untuk memilih breeding places sangat bervariasi.
Ciri-ciri Nyamuk
 Nyamuk Aedes :
1)      Hampir seluruh bagian tubuh terdapat warna putih keperak-perakan dapat digunakan sebagai alat (pedoman) identifikasi aedes
2)      Pada kai terdapat garis-garis putih
3)      Fedding Habitat Jam 09.00-11.00 Wib (Pagi) dan 16.00-17.00 Wib (Sore) mangsanya khusus manusia.
4)      Jarak terbang maksimal 200 meter dari sarang
5)      Reesting Places : di dalam rumah terutama di tempat-tempat yang gelap dan lembab, di dinding-dinding rumah, gorden, yang warna-warna gelap.
 Nyamuk Anopheles :
1)   Palpinya hampir sama panjang dengan Probocis
2)   Sayap bernoda
3)   Posisi mengigit istirahat tidak sejajar (membentuk sudut)
2.3 Siklus Hidup Nyamuk
            Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera;
genera termasuk Anopheles,Culex, , Aedes,. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik,          tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antar spesies berbeda-beda tetapi jarang   sekali melebihi 15 mm. Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur,     larva, pupa, dan dewasa      .
2.3.1 Telur
Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembab atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban. setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling menggabung membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur. Telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua hampir dalam waktu yang sama. Sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan menjadi larva nyamuk
2.3.2 Larva
Larva nyamuk memiliki kepala yang berkembang dengan baik. Larva bernapas melaluispirakel yang terletak pada segmen perut kedelapan, atau melalui siphon, dan karena itu harus sering muncul ke permukaan.. Larva menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk makanganggang , bakteri , dan mikro-organisme lain. Mereka menyelam di bawah permukaan hanya bila terganggu. Larva berenang dengan gerakan tersentak-sentak dari seluruh tubuh. Larva berkembang melalui empat tahap, atau instar , setelah itu mereka bermetamorfosis menjadi kepompong. Pada akhir setiap instar, yang berganti bulu larva, exoskeleton shedding mereka, atau kulit, untuk memungkinkan pertumbuhan lebih lanjut.
2.3.3 Pupa
Setelah berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini dinamakan "fase pupa". Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke atas air. pipa itu digunakan untuk alat pernafasan
Kepala dan dada digabung menjadi cephalothorax dengan perut melengkung di bawahnya.. Seperti halnya larva, pupa harus datang ke permukaan sering untuk bernapas, yang mereka lakukan melalui sepasang terompet pernafasan pada cephalothorax tersebut. Selama tahap ini pupa tidak makan. Setelah beberapa hari, pupa naik ke permukaan air, nyamuk dewasa muncul. Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinyalah menyentuh permukaan air.
2.3.4 Dewasa
Nyamuk memiliki mulut yang disesuaikan untuk menembus kulit tumbuhan dan hewan. Sementara laki-laki biasanya nektar dan jus tanaman, wanita perlu mendapatkan gizi dari menghisap darah  sebelum dia dapat menghasilkan telur.
Durasi dari telur menjadi dewasa bervariasi antara spesies dan sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan.. Nyamuk dapat berkembang dari telur menjadi dewasa dalam sebagai hanyalima hari, tetapi biasanya 10-14 hari dalam kondisi tropis. Variasi ukuran tubuh nyamuk dewasa tergantung pada kerapatan populasi larva dan suplai makanan di dalam air. Panjang dewasa bervariasi tetapi jarang lebih besar dari 16 mm (0,6 in) , dan berat sampai dengan 2,5 mg. Semua nyamuk memiliki tubuh langsing dengan tiga bagian: kepala , dada dan perut.
 Nyamuk betina juga akan memakan sumber gula untuk energi tetapi biasanya memerlukan darah untuk pengembangan telur. Setelah menghisap darah, nyamuk betina akan beristirahat selama beberapa hari untuk pematangan telur. Proses ini tergantung pada suhu, namun biasanya berlangsung 2-3 hari dalam kondisi tropis..
Kepala memiliki mata, banyak-tersegmentasi antena . antena ini untuk mendeteksi bau host. Pada nyamuk betina, bagian mulutnya memiliki probosis panjang untuk menembus kulit untuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain. (http://beny-ardianto.blogspot.com/2011/12/survey-jenis-jenis-nyamuk.html )


B.     Metode Kerja
1.      Alat
a.       Mikroskop
b.      Object glass
c.       Deck glass
d.      Pipet tetes
e.       Tissue
f.       Wadah berisi air
2.      Bahan
Jentik nyamuk
3.      Prosedur kerja
a.       Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b.      Jentik nyamuk pada bak penampung diambil menggunakan pipet.
c.       Tuang air bersama jentik dalam wadah.
d.      Letakkan jentik nyamuk pada object glass menggunakan pipet(dalam posisi telungkup).
e.       Tutup menggunakan deck glass.
f.       Amati morfologi nyamuk tersebut menggunakan mikroskop perbesaran 10x-40x.

C.     Hasil dan Pembahasan
1.      Hasil Pengamatan
1.1     Tempat                        : WC Aula kiri Farmasi
      Jenis container             : Bak air                       = 1
                                            Tempayan                  =  -
      Kondisi air                  : warna                                    = tidak berwarna
                                            Jernih / keruh             =  jernih
                                            Dasar bak                  = agak berlumut.
      Jumlah jentik nyamuk                                     = 1 – 2 jentik.

1.2     Tempat                        : WC blakang dapur Gigi.
Jenis container             : bak air                       = 1
                                      Tempayan                  = -
Kondisi Air                 : warna                                    = tidak berwarna
Jumlah jentik nyamuk                                     = lebih dari 5 jentik nyamuk.

2.      Pembahasan
      Pada praktikum pemeriksaan jentik nyamuk, praktikan menemukan jentik nyamuk Aedes albopictus dimana morfologi tubuhnya terdairi dari pecten, comb scale, sifon. Pada sifon terdapat satu pasang bulu. Pada abdomen dijumpai bulu-bulu kecil. Sifon pada tubuh jentik berfungsi sebagai corong udara. Comb scale pada jentik bisa mempermudah untuk membedakan antara jentik anopeles, aedes dan culex karena hanya jentik nyamuk aedes yang memiliki comb scale.
                  Pada stadium larva (jentik), kelangsungan hidup jentik dipengaruhi oleh suhu, pH, air perindukan, makanan, kepadatan larva, kekeruhan serta adanya predator. Ditempat perindukannya, larva aedes tampak bergerak aktif, dengan memperlihatkan gerakan-gerakan naik ke permukaan air dan turun ke dasar secara berulang-ulang. Pada saat larva mengambil oksigen dari udara, larva menempatkan shiponnya di permukaan air sehingga abdomennya terlihat menggantung pada permukaan air seolah-olah badan larva berada dalam posisi membentuk sudut dengan permukaan air. Larva aedes aegypti dapat hidup di air ber-pH 5,8 – 8,8 dan tahan terhdap air dengan kadar garam 10-59,5 mg/L. Larva aedes aegypti instar IV dalam kurun waktu lebih dari 2 hari berganti kulit dan tumbuh menjadi pupa
3.      Kesimpulan
Dari hasil pengamatan identifikasi jenis nyamuk pada larva / jentik nyamuk yang di ambil dari bak mandi dapur makan jurusan kesehatan Gigi disimpulkan bahwa jenis nyamuk yang di identifikasi adalah Aedes Albopictus. 
BAB III
IDENTIFIKASI NYAMUK DEWASA

A.    Landasan teori
         Nyamuk memiliki sepasang antena berbentuk filiform berbentuk panjang dan langsing serta terdiri atas 15 segmen. Antena dapat digunakan sebagai kunci untuk membedakan kelamin pada nyamuk dewasa. Antena nyamuk jantan lebih lebat daripada nyamuk betina. Bulu lebat pada nyamuk jantan disebut plumose sedangkan pada nyamuk betina yang jumlahnya lebih sedikit disebut pilose (Lestari, 2009). Palpus dapat digunakan sebagai kunci identifikasi karena ukuran dan bentuk palpus masing-masing spesies berbeda.
Sepasang palpus terletak diantara antena dan proboscis. Palpus merupakan organ sensorik yang digunakan untuk mendeteksi karbon dioksida dan mendeteksi tingkat kelembaban. Proboscis merupakan bentuk mulut modifikasi untukmenusuk. Nyamuk betina mempunyai proboscis yang lebih panjang dan tajam, tubuh membungkuk serta memiliki bagian tepi sayap yang bersisik (Lestari, 2009). Menurut Thielman dan Hunter (2007) dalam Lestari (2009), dada terdiri atas protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Mesotoraks merupakan bagian dada yang terbesar dan pada bagian atas disebut scutum yang digunakan untuk menyesuaikan saat terbang. Sepasang sayap terletak pada mesotoraks. Nyamuk memiliki sayap yang panjang, transparan dan terdiri atas percabangan-percabangan (vena) dan dilengkapi dengan sisik. Kaki terdapat pada setiap segmen dan dilengkapi dengan sisik. Perut nyamuk tediri atas sepuluh segmen, biasanya yang terlihat segmen pertama hingga segmen ke delapan, segmen-segmen terakhir biasanya termodifikasi menjadi alat reproduksi. Nyamuk betina memiliki 8 segmen yang lengkap, akan tetapi segmen 9 dan 10 biasanya tidak terlihat dan memiliki cerci yang melekat pada segmen ke 10. Beberapa jenis nyamuk, seperti Culex dan Mansonia memiliki ujung perut yang tumpul (Lestari, 2009). Nyamuk jantan dan betina dewasa perbandingan 1:1, nyamuk jantan keluar terlebih dahulu dari kepompong, baru disusul nyarnuk betina, dan nyamuk jantan tersebut akan tetap tinggal di dekat sarang, sampai nyamuk betina keluar dari kepompong, setelah jenis betina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini betina sebelum mencari darah. Selama hidupnya nyamuk betina hanya sekali kawin. Dalam perkembangan telur tergantung kepada beberapa faktor antara lain temperatur dan kelembaban serta species dari nyamuk (Lestari, 2009). Bagian mulut pada nyamuk betina, membentuk probosis panjang untuk menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus, burung atau juga reptilia dan amfibi untuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah (Lestari, 2009).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicWSo0n3kGQx1xc3ihUVoLuk2Lbe_svIfUO6yhw-9yrA5kas5xC11300la7Ms64EoTliQYPbRuaDTSGhi6aVmL9HSP2UArjEiJTnuAZVzSFZZXnEKaLHhFr42Ce_Mbgk_6x9mHWSjFwBR_/s320/nyamu+aedes+aegypti.png Nyamuk Aedes aegypti







            Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua (Nursakinah, 2008). Nyamuk ini hidup di dalam dan di sekitar rumah. Nyamuk betina lebih menyukai darah manusia (anthropophilic) daripada darah binatang. Nyamuk ini memiliki kebiasaan menghisap darah pada jam 08.00-12.00 WIB dan sore hari antara 15.00-17.00 WIB. Kebiasaan menghisap darah ini dilakukan berpindah-pindah dari individu satu ke individu lain (Gandahusada, 1998).
Nyamuk Aedes albopictus
Nyamuk A. albopictus memiliki kesamaan morfologi dengan A.aegypti. Perbedaan keduanya terletak pada garis putih yang terdapat pada bagianscutumnya. Scutum A.albopictus berwarna hitam hanya berisi satu garis putih tebal di bagian dorsalnya (Gandahusada, 1998). Nyamuk betina aktif di luar ruangan yang teduh dan terhindar dari angin. Nyamuk ini aktif menggigit pada siang hari. Puncak aktivitas menggigit ini bervariasi tergantung habitat nyamuk meskipun diketahui pada pagi hari dan petang hari (Lestari, 2009).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheeHH29P3f_-a3UNri-ehmHZipLa0XseOAmRb49ajMq9iXdMOapZkPFdEQ7G5auv-StmyRGgTvOt-fFzDg4aW2PBLI1HMZfTVOqp6tZms-YzfUDzCKbQdpgx_70OZkaHrbRqnsOLqatn6J/s320/nyamuk+anopheles.png Nyamuk Anopheles




            Sering orang mengenalnya sebagai salah satu jenis nyamuk yang menyebabkan penyakit malaria. Ciri nyamuk ini adalah hinggap dengan posisi menukik atau membentuk sudut Warnanya bermacam-macam, ada yang hitam, ada pula yang kakinya berbercak-bercak putih. Waktu menggigit biasanya dilakukan malam hari (Gandahusada, 1998).
            Aktivitas menggigit nyamuk Anopheles di dalam rumah terjadi peningkatan pada pukul 23.00 WIB kemudian turun dan meningkat lagi pada pukul 02.00 dan 03.00 dini hari, sedangkan aktivitas menggigit di luar rumah terjadi peningkatan pada pukul 24.00 WIB dan kemudian turun dan meningkat lagi pada pukul 05.00 dini hari.(Rosa, 2009)
Nyamuk Culex quinquefasciatus
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmZuVUwchb1cB_x8I1ViLGsaLkAaGM7hUMZzquZVrYtD4TOLbnUxsvpPrtUVcKrBtTWHZ3pU1U_d2mh9mIqVZ1q99mRRDkLe4MRdKFLA_n-ZR3m4n0dWnbwVA3EwJU8A3hwHXYcRwoKO_1/s320/nyamuk+culex.png
Nyamuk C. quinquefasciatus memiliki tubuh berwarna kecokelatan,proboscis berwarna gelap tetapi kebanyakan dilengkapi dengan sisik berwarna lebih pucat pada bagian bawah, scutum berwarna kecoklatan dan terdapat warna emas dan keperakan di sekitar sisiknya. Sayap berwarna gelap, kaki belakang memiliki femur yang berwarna lebih pucat, seluruh kaki berwarna gelap kecuali pada bagian persendian. (Lestari, 2009). Nyamuk C. quinquefasciatus bisa hidup baik di dalam maupun luar ruangan (Russel, 1996). Spesies ini sering ditemukan di dalam rumah dan nyamuk betina merupakan nyamukyang aktif pada malam hari. Nyamuk ini lebih menyukai menggigit manusia setelah matahari terbenam (Lestari, 2009).
Nyamuk biasanya meletakkan telur di tempat yang berair, pada tempat yang keberadaannya kering telur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda – beda tergantung dari jenisnya.
1.      Nyamuk Aedes
 Meletakkan telur dan menempel pada yang terapung diatas air atau menempel pada permukaan benda yang merupakan tempat air pada batas permukaan air dan tempatnya
2.       Nyamuk anopeles
Meletakkan telurnya dipermukaan air satu persatu atau bergerombolan tetapi saling lepas, telur anopeles mempunyai alat pengapung.
3.      Nyamuk culex
Meletakkan telur diatas permukaan air secara bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung, sedangkan jentiknya menggantung di air (Nurmaini, 2001).
B.     Metode Kerja
1.      Alat
a.       Mikroskop
b.      Lup
c.       Kloroform
d.      Jarum pentul
e.       Kain kasa
f.       Tabung reaksi
g.      Kapas.

2.      Bahan
Jenis nyamuk dewasa.
3.      Prosedur kerja
a.       Nyamuk yang telah dewasa dikeluarkan dengan cara memasukkan tabung reaksi dalam wadah penampung ( yang ditutupi kain kasa ).
b.      Teteskan 1 – 2 tetes kloroform pada kapas, letakkan kapas diatas tabung reaksi.
c.       Tunggu beberapa menit, setelah nyamuk tersebut pingsan nyamuk di tusuk dengan pentul dan di identifikasi dengan menggunakan lup.

C.     Hasil
               Hasil pengamatan identifikasi jenis nyamuk yang di ambil dari bak mandi dapur makan jurusan kesehatan Gigi yaitu :
Jenis Nyamuk                : Aedes aegypti ( betina )
Ciri – ciri                        :
1.      Adanya 2 garis putih lengkung di kedua sisi lateral dan 2 buah garis putih sejajar di garis median dari punggungnya yang berwarna dasar hitam.
2.      Tidak mempunyai antena hanya proboscis.

D.    Pembahasan
               Nyamuk Aedes aeypti memiliki ciri – ciri : nyamuk dewasa mempunyai panjang kurang lebih 3 -4 mm. Bagian tubuhnya terdiri dari kepala, dada ( toraks ) dan perut ( abdomen ). Memiliki warna dasar hitam dengan bintik – bintik putih terdapat diseluruh tubuhnya dan di kaki akan terbentuk cincin. Memiliki gambaran atau venasi yang jeas pada sayapnya yang membedakan dengan spesies yang lainnya. Lyre berupa sepasang garis putih lurus di bagian tengah dan bagian tepinya berupa garis lengkung berwarna putih.

E.     Kesimpulan
Dari hasil pengamatan identifikasi jenis nyamuk yang berasal dari bak mandi / penampungan di dapur makan Jurusan Kesehatan Gigi dan Aula kampus dapat disimpulkan jenis nyamuk yang di identifikasi yaitu  spesies Aedes aegypti. 
BAB IV
IDENTIFIKASI JENTIK DAN NYAMUK DEWASA


A.    Landasan teori

B.     Tujuan
1.      Untuk mengidentifikasi jentik dan nyamuk dewasa yang hidup di sekitar genangan air sawah di Oepura.
2.      Identifikasi ciri-ciri jentik dan nyamuk dewasa yang hidup di sekitar air sawah.
C.     Metode Kerja
1.      Alat dan Bahan
a.       Mikroskop
b.      Objek glass
c.       Pipet tetes
d.      Kasa/ kapas
e.       Tabung reaksi
f.       Kloroform
g.      Jentik nyamuk yang diambil dari sawah dan nyamuk dewasa di sekitar sawah.
2.      Prosedur Kerja
a.       Siapkan alat dan bahan.
b.      Ambil spesies nyamuk pada wadah yang sebelumnya yang telah di ambil pada tempat genangan air.
c.       Letakkan nyamuk pada objeck glass.
d.      Identifikasi jenis spesies nyamuk menggunakan mikroskop.

D.    Hasil Pengamatan
Lokasi : Genangan air, sawah di Oepura.
Waktu : Pagi hari, pukul 07.30 WITA.
 Lokasi pengambilan sampel digambarkan pada lokasi pengambilan spesies diambil di got / selokan di sekitar sawah.pada saat pengambilan spesies diambil di got / selokan di sekitar sawah. Pada saat pengambilan air dalam posisi tergenang pada selokan dengan keadaan air tidak mengalir pada selokan.

Hasil    : spesies nyamuk Aedes aegypti.
Hasil pengamatan tampak terlihatnya spesies nyamuk Aedes aegypti yang ditemukan atau didapat dari air got di daerah persawahan.
E.     Pembahasan
Nyamuk menyukai tempat perkembangbiakan yang berwarna gelap, terlindung dari sinar matahari, permukaan terbuka lebar, terletak di dalam maupun di luar rumah seperti tempat penampungan air : bak mandi, gentong, ember dll. Sedangkan di luar rumah : kaleng bekas, botol bekas, pot bekas dll.
Nyamuk Aedes aegypti mempunyai ciri khas memiliki kaki belang dari adanya 2 garis lengkung yang berwarna putih perak di kedua sisi lateral dan dua buah garis median dari punggungnya yang berwarna dasar hitam.
F.      Kesimpulan
     Dari hasil pengamatan disimpulkan bahwa spesies nyamuk yang ditemukan yaitu Aedes aegypti.


Larva Aedes Albopictus                Abdomen pada larva Aedes Aegepty