Halaman

12 Desember 2012

Laporan akhir hema


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
          Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah.
          Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan cairan, serta keseimbangan basa eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah mampu mengangkut secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam jaringan, sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.
          Darah berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
          Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Komposisi
          Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45%bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yangmembentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
a.              Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidakdianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobindan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalampenentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderitapenyakit anemia. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%),bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
b.       Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh danbertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing danberbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboidatau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukositmenderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukositmenderita penyakit leukopenia.
c.       Plasma darah
Pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung : albumin,bahan pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormon, berbagai jenisprotein, berbagai jenis garam. ( Wikipedia, 2009 ).




Antikoagulansia untuk Pemeriksaan Hematologi
Agar darah yang akan diperiksa jangan sampai membeku dapat dipakaibermacam-macam antikoagulan. Tidak semua macam antikoagulan dapat dipakaikarena ada yang terlalu banyak berpengaruh terhadap bentuk eritrosit atau leukosityang akan diperiksa morfologinya. Antikoagulan tersebut antara lain : EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate), sebagai garam natrium ataukaliumnya. Garam-garam itu mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentukyang bukan ion. Dalam pemeriksaan hematologi selain pemeriksaan apusan darah,antikoagulan EDTA tidak berpengaruh terhadap besar dan bentuknya eritrosit dantidak juga terhadap bentuk leukosit. Namun untuk pemeriksaan apusan darah,sampel darah EDTA memiliki batasan waktu penyimpanan maximal selama 2jam, karena jika lebih dari batasan waktu eritrosit dapat membengkak dantrombosit dapat mengalami disintegrasi. Tiap 1 mg EDTA menghindarkanmembekunya 1 ml darah. EDTA sering dipakai dalam bentuk larutan 10%. Kalauingin menghindarkan terjadi pengenceran darah, zat kering pun boleh dipakai.Akan tetapi dalam hal terakhir ini perlu sekali menggoncangkan wadah berisiEDTA dan darah selama 1-2 menit, karena EDTA kering lambat melarut
Heparin berdaya seperti antitrombin, tidak berpengaruh terhadap bentukeritrosit dan leukosit. Dalam praktek sehari-hari heparin kurang banyak dipakaikarena mahal harganya. Tiap 1 mg heparin mencegah membekunya 10 ml darah.Heparin boleh dipakai sebagai larutan atau dalam bentuk kering.Natriumsitrat dalam larutan 3,8%, yaitu larutan yang isotonic dengandarah. Dapat dipakai dalam beberapa macam percobaan hemoragik dan untuk lajuendap darah cara westergren.
Campuran amoniumoxalat dan kaliumoxalat menurut Paul dan Heller yangjuga dikenal sebagai campuran oxalate seimbang. Dipakai dalam keadaan keringagar tidak mengencerkan darah yang diperiksa.
Jika memakai amoniumoxalat tersendiri eritrosit membengkak, dan jikakaliumoxalat tersendiri menyebabkan eritrosit mengerut.campuran kedua garamitu dalam perbandingan 3 : 2 tidak berpengaruh terhadap besarnya eritrosit (tetapiberpengaruh terhadap morfologi leukosit). Larutan pokok : amoniumoxalat 12sg,kaliumoxalat 8 g, aquadest ad 1000 ml. botol atau tabung diisi dengan 0,2 atau 0,5ml larutan itu, kemudian dikeringkan pada suhu kurang dari 70 derajat Celcius.Ke dalam botol tersebut kemudian dimasukkan 2 atau 5 ml darah untukpemeriksaan hematologi.

Darah EDTA untuk Pemeriksaan Hematologi
Darah EDTA dapat dipakai untuk beberapa macam pemeriksaanhematologi, seperti penetapan kadar hemoglobin, hitung jumlah eritrosit, leukosit,trombosit, retikulosit, hematokrit, penetapan laju endap darah menurut westergrendan wintrobe.
Pemeriksaan dengan memakai darah EDTA sebaiknya dilakukan segerakarena eritrosit dapat membengkak dan trombosit dapat mengalami disintegrasibila pemeriksaan terlalu lama ditunda. Kalau terpaksa ditunda boleh disimpandalam lemari es (40C). Untuk membuat sediaan apus darah tepi dapat dipakai darah EDTA yang disimpan paling lama 2 jam.
1.2    TUJUAN
Tujuanpenulisanlaporanakhirini, yaitu :
1.    Sebagai bahan rujukkanmahasiswa untuk mengikuti Ujian Akhir Semester ( UAS )
2.    Sebagai bahan  untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah

1.3    MANFAAT
Laporaninidiharapkandapatbermanfat ,yaknisebagaibahanpembelajaranbagipembaca.



BAB II
ISI

2.1  PRAKTIKUM I
       A. Hari/Tanggal        :    Selasa, 13 Maret 2012
       B. Judul Praktikum  :    Pengambilan Darah Vena
C. Tujuan                  :    Praktikan mampu dan terampil dalam pengambilan (sampling) darah vena, serta dapat melakukan teknik-tekniknya dengan baik dan benar.
D. Dasar Teori          :   
            Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah, dikenal istilah “phlebotomy” yang berarti proses mengeluarkan darah. Ada 3 macam cara pengambilan darah, yaitu : melalui tusukkan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri/nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan oleh karena itu, istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
E. Alat dan Bahan
     1.  Alat :
          a.  Spuit
          b.  Torniquet/pembendung vena
          c.  Plester
          d.  Sarung tangan
2.  Bahan :
a.    Alkohol 70%
b.    Bulatan kapas kering
F.  Prosedur Kerja
     1.    Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pengambilan darah.
     2.    Lakukan pendekatan dengan pasien secara tenang dan ramah. Usahakan pasien senyaman mungkin.
     3.    Minta pasien untuk meluruskan tangan/lengannya, pilih tangan yang biasanya paling sering digunakan pasien untuk melakukan aktivitasnya.
     4.     Minta pasien mengepalkan tangan
     5.    Lakukan pencarian vena pada daerah sekitar lipatan siku. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena, vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
     6.    Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil (pada daerah vena) dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
     7.    Pastikan spuit dalam keadaan baik/lancar dengan menarik-narik penghisap spuit dan longgarkan sedikit dengan cara menarik penghisap spuit (tarik sedikit saja).
     8.    Pasang tali pembendung (torniquet) kira-kira 5-10 cm (3 jari) di atas lipat siku pasien. Pastikan alkohol sudah kering.
     9.    Buka penutup spuit, lalu pijat/longgarkan daerah vena pasien dengan jari telunjuk/ibu jari. Daerah yang akan ditusuk (vena) harus searah dengan jarum.
     10.  Tusukan jarum ± 1,25 inci pada daerah vena pasien dengan posisi 45 o dari lengan pasien.
     11.  Perhatikan spuit, jika darah sudah sedikit masuk ke dalamnya berarti daerah vena sudah berhasil tertusuk dan spuit diturunkan pada posisi 30 o
      12.  Tarik penghisap spuit perlahan-lahan sampai pada volume darah yang dibutuhkan.
     13.  Lepaskan torniquet menggunakan tangan yang lain, tangan yang satu harus tetap menahan spuit. Minta pasien untuk membuka kepalan tangannya.
     14.  Ambil kapas kering, letakkan pada daerah tusukkan (jangan ditekan), lepaskan perlahan-lahan/tarik perlahan-lahan spuit dari daerah tusukkan sambil kapas ditutup pada daerah tersebut. Jangan tutup menggunakan kapas pada saat jarum masih tertusuk pada daerah tusukkan.
     15.  Tutup kembali spuit, lalu pasangkan plester pada bekas tusukkan pasien.


G. Pembahasan    
            Pengambilan darah vena (venipuncture), umumnya diambil dari vena median cubital yang terletak pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan (seperti terdapat luka pada daerah tersebut) maka, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Pada bayi biasanya sampling darah vena menggunakan vena jugularis superficialis atau sinus sagittalisuperior. Pengambilan darah pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEZTTJGlvoY8URaP8klQCEbbxqiTk_gLk72g-LsCDe6bmjm0TyaHK6XEd_EQhqGDs9_XjsHw0YFaX5fnTRd77y4qBb25JQEXIz98JIO4qmg8vh2wVZyXhO0Vtn5vXjl6u0yDhK3YaeHs3M/s1600/arm_veins.jpg








      



Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
1.          Lengan pada sisi mastectomy
2.          Daerah edema
3.          Hematoma
4.          Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
5.          Daerah bekas luka
6.          Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
7.         Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
1.    Pemasangan torniquet (pembendung vena)
a.  Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total).
b.  Melepas torniquet sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma.
2.  Penusukan
a.  Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
b.  Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma
c.  Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.
H. Kesimpulan
            Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syiring) merupakan cara yang lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat pelayanan kesehatan, maka prosedur pengambilan darah vena harus dilakukan dengan baik dan benar, serta dapat memberikan rasa yang aman  atau tidak menimbulkan kerugian (dampak negatif) bagi pasien dan diri sendiri.


PRAKTIKUM II


       A. Hari/Tanggal        :    Selasa 27 Maret 2012
       B. Judul Praktikum  :    Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) Metode Sahli
       C. Tujuan                  :    Mengetahui kadar Hb dalam darah
       D. Dasar Teori          :   
Penetapan Hb metode sahli didasarkan pada pembentukan hematin asam setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0,1 N kemudian diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokan warna larutan sampel dengan standar pembanding. Biladikerjakandengansangatteliti,kesalahan dengan metode ini : 5-10 %.
E. Prinsip                  :
            Darah direaksikan dengan HCl 0,1 N, maka Hb diubah menjadi asam hematin yang berwarna kecoklatan kemudian, warna yang terjadi diencerkan dengan aquadest dan dibandingkan secara visual pada standar permanen pada skala alat yang menunjukkan kadar Hb dalam satuan gr %.
F.  Alat dan Bahan
     1.  Alat :
·      Spuit
·      Torniquet
·      Tabung antikoagulan
·      Kapas alkohol
·      Kapas Kering
·      Tissue
2.  Bahan 
·    Reagen HCl 0,1 N
·    Darah vena
·    Aquadest
·    Haemomoter/hemoglobinometer sahli yang terdiri dari :
          -    Pipet Hb berskala 0,02 ml
          -    Standar Hb dengan warna pembanding
          -    Tabung Hb berskala
          -    Aspirator (selang penghisap)
          -    Batang pengaduk
          -    Pipet pasteur
          -    Pipet thoma
G. Prosedur Kerja
     1.  Lakukan sampling darah vena, simpan darah pada tabung antikoagulan
2.  Masukkan HCl 0,1 N ke dalam tabung pengencer haemometer sampai tanda 2 gr %
3.  Hisaplah darah menggunakan pipet Hb sampai tanda garis 0,02 ml
4.  Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet dengan menggunakan tissue.
5.  Segera alirkan dari pipet ke dalam dasar tabung pengenceran yang berisi HCl tersebut, dan hitunglah waktunya. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung gas.
6.  Angkatlah pipet itu sedikit, lalu hisap HCl yang jernih itu ke dalam 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah yang tersisa pada pipet.
7.  Campurlah isi tabung itu supaya asam dan darah bersenyawa, warna campuran menjadi coklat tua.
8.  Tambahkan aquadest tetes demi tetes melalui batang pengaduk, tiap kali diaduk dengan batang pengaduk yang tersedia. Persamaan warna campuran dan standar harus dicapai 5 menit setelah saat darah dan HCl dicampur pada alat sahli.
9.  Baca kadar Hb dalam satuan gr %
     Nilai normal Hb :
a.    Wanita dewasa :  11,5 - 13,5 gr %
b.    Pria dewasa       : 13,5 - 17,5 gr %
c.    Usia 10 tahun    : 12 - 14 gr %
d.   Usia 2 bulan      : 9 - 14 gr %
e.    Pada saat lahir   : 17 - 23 gr %


I.     Hasil Pengamatan
Nama Pasien               : Nurjaya
Umur                          : 19 tahun
Jenis kelamin              : Laki-laki
Nilai Normal Hb         :            13,5 - 17,5 gr %
Nilai Hb Pasien           : 10,25 gr %
Keterangan                 : Anemia
J.  Pembahasan
     Pada praktikum kali ini telah dilakukan uji sampel pemeriksaan Hb. Dari kegiatan yang telah dilakukan hasil yang didapat adalah Hb dari pasien di bawah ambang batas Hb normal. Tetapi pasien belum bisa di diagnosa menderita anemia karena, batas kesalahan pemeriksaan Hb metode ini adalah : 5 – 10 %  (bila dilakukan dengan teliti) . Selain itu ada beberapa hal yang menjadi sumber kesalahan dari praktikum yang telah dilakukan :
1.      Alatataureagensiakurangsempurna :
a.       Volume darah pada pipetHbtidaktepat 0,02 ml
b.      Warnastandarseringsudahpucat.
c.       Kadar larutanHClmungkinsudahberubah, olehkarenaituharussering-seringdicek).
2.      Orang yang melakukanpemeriksaan :
a.       Pengambilandarahkurangbaik.
b.      Penglihatanpemeriksatidak normal atausudahlelah.
3.      Sebab-sebab lain :
a.    Tidak semua Hemoglobin berubah menjadi hematin asam seperti : carboxyhemoglobin.methemoglobindan sulfhemoglobin.
b.   Sumber cahaya yang kuran baik sehingga mempengaruhi pengamatan hasil.

            Pemeriksaan Hb dalam darah mempunyai peranan penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena Hb merupakan saalah satu protein khusus yang terdapat dalam eritrosit yang berfungsi untuk mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan Pemeriksaan Hb ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguang kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan Hb (anemia) atau kelebihan Hb (polisitemia). Hb bisa saja ada dalam keadaan terlarut dalam plasma. Akan tetapi kemampuan Hb untuk mengikat O2 tidak bekerja secara maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan.
K. Kesimpulan
1.  Hb merupakan komponen penting dalam eritrosit karena berfungsi untuk mengangkut O2 ke jaringan tubuh
2.  Nilai Normal Hb
     a.  Wanita dewasa  : 11,5 - 13,5 gr %
     b.  Pria dewasa       : 13,5 - 17,5 gr %
3.  Pemeriksan Hb dengan metode sahli memiliki beberapa kekurangan yakni kesalahannya 5-10% (bila dilakukan dengan teliti), jenisHb yang tidakdapatdiukurdengancaraini (karenatidakdapatdirubahmenjadiasamhematinolehHCl) adalah :
     a.  Carboxyhemoglobin.
     b.  Methemoglobin
     c.  Sulfhemoglobin.








           
PRAKTIKUM III
A.      Hari / Tanggal        : Selasa, 3 April 2012
B.       Judul Praktikum     : Pemeriksaan Kadar Hemoglobin dengan Metode Sianmet  Hemoglobin
C.       Tujuan Pemeriksaan :Untuk menentukan konsentrasi hemoglobin dari sampel
D.      Manfaat Pemeriksaan :Mahasiswa mampu memahami prosedur pemeriksaan Hb
E.       Metode Sianmet dengan benar      
F.        Prinsip                                 : Ferrisianida dalam larutan Drabkins mengubah besi Hb dari bentuk ferro menjadi sianmet Hb yang berwarna stabil, intensitas warna diukur dengan panjang gelombang 546nm
G.      Alat dan Bahan     
a.    Alat              :
·      Mikropipet 20μ atau pipet Hb 0,02mm
·      Pipet volum 5ml
·      Tabung reaksi ukuran 75 x 10mm
·      Spektrofotometer / Fotometer
·      Cuvette
·      Batang pengaduk
·      Tissue
b.    Bahan           :
·      Darah vena
·      Antikoagulan EDTA
·      Larutan Drabkins

H.      Prosedur Kerja         :
a.         Masukan 5 ml larutan Drabkin kedalam tabung reaksi 75 x 10mm
b.        Pipet darah yang diperiksa sebanyak 0,02mm dengan pipet Hb atau pipet micron  sebanyak 20μ ( hindari terjadinya gelembung udara dengan membersihkan mikropipet )
c.         Bilas pipet dengan campuran pereaksi dan campurkan sampai benar-benar homogen
d.         Biarkan pada suhu kamar selama 3 menit
e.         Baca pada spektrofotometer pada panjang gelombang 546nm dengan pereaksi sebagai blanco.
Nilai normal         :
a.    Wanita    : 12-16 gr%
b.    Pria         : 14-18gr%
I.         Perhitungan              :
Konsentrasi Sampel = absorban standar / absorban sampel x konsentrasi standar
Faktor Hb Drabkins = 36,77 gr%
Konsentrasi Hb        = absorban sampel X 36,77 gr%
J.         Hasil Pemeriksaan    :
a.         Nama Pasien   : Maria Sabon
b.        Umur                         : 18 tahun
c.         Jenis Kelamin : Perempuan
d.        Kadar Hb        =  Absorban sampel x 37gr%
                               = 0,390 x 37gr%
                               = 14,4gr%
K.      Pembahasan
Metode Sianmet disarankan oleh ICSH ( International Committee For Standarization in Hematology ). Kelebihannya adalah :
a.    Mudah dilakukan
b.    Standarnya stabil dan hampir semua jenis Hemoglobin dapat terbaca atau terukur kecuali Sulfhemoglobin


Komposisi Larutan Drabkins          :
·      Kalium Ferrisianida               200mg
·      Kalium Sianida                     50mg
·      Kalium Hidrogen Fosfat       140mg
·      Deterjen                                0,5 – 1ml
Dilarutkan dalam 1000ml aquadest
Reaksi Kimia       : Hb + KFe(CN) → MetHb
MetHb + KCN   → SianmetHb
Hal – hal yang mempengaruhi pemeriksaan :
Kekeruhan dalam suatu sampel darah, mengganggu pembacaan dalam fotokolorimeter dan menghasilkan absorbansi dan kadar Hemoglobin yang lebih tinggi dari yang sebenarnya. Kekeruhan semacam ini dapat disebabkan antara lain oleh leukositosis, lipemia, dan adanya globulin abnormal seperti pada makroglobulinemia.
Laporan hasil pemeriksaan kadar Hemoglobin dengan memakai cara SianmetHb dan spektrofotometer hanya boleh menyebut 1 angka digit dibelakang tanda decimal. Melaporkan 2 digit sesudah angka decimal melampaui ketelitian dan ketepatan metode ini.
L.       Kesimpulan            :
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Hb dengan metode SianmetHb dapat disimpulkan bahwa pasien yang bernama Maria Sabon memiliki Hb normal dengan kadar 14,4gr%.







PRAKTIKUM IV
A.  Hari/Tanggal        : Selasa, 17 April 2012
B.  Judul Praktikum  : Pemeriksaan Hematokrit
C.  Tujuan                 :Untuk mengetahui volume eritrosit yang dimampatkan dalam 100 ml darah dengan benar.
D.  Manfaat               :
Agar Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan kadar Hematokrit dalam darah dengan benar
E.   Prinsip                 :
Darah dengan Antikoagulan dicentrifuge dalam jangka waktu dan   kecepatan putar tertentu sehingga sel-sel terpisah kedasar tabung.sedanngkan  sel-sel yang ringan (leukosit & trombsit) berada diatas sel-sel yang lebih berat. Presentasi volume darah semula dicatat sebagai hasil pemeriksaan hematokrit/ packed cell volume (pcv)
F.   Dasar  teori              :
Hematokrit adalah volume eritrosit yang dimamoatkan yang merupakan  perbandingan anatara sel-sel darah merah, sel-sel darah putih & sel trombosit dengan plasma darah. Volume sel-sel.
Nilai hematokrit dalah Volume sel-sel eritrosit seluruhnya dalam 100 ml darah & dinyatakan dalam persen (%).
Buffy coat adalah lapisan putih diatas sel-sel merah yang tersusun dari leukosit & trombosit
1.      Metode MakroHematokrit :
o  Tabung yang dipakai adalah tabung Wintrobe.
o  Antikoagulan yang dipakai :
-          E.D.T.A. 1 mg untuk 1 cc darah. Bila anti koagulan terlampau banyak,eritrosit akan mengerut sehingga didapatkan hasil PVC  yang lebih rendah.
-          Antikoagulan Paul dan Heller 2cc darah.
-          Heparin.
o   Darah dengan antikoagulan dimasukkan ke dalam tabung dari Wintrobe,kemudian disentrifugir dengan kecepatan 3.000 rpm selama 30 menit.
o   Volume eritrosit ditentukan. Yang dibaca adalah % tinggi lapisan eritrosit dari volume total. Di bagian tengah terdapat daerah yang disebut “Buffy coat”. Lapisan ini bagian atasnya atas sel-sel trombosit dan bagian bawahnya terdiri atas sel-sel leukosit.
o   Kesalahan dari cara ini : 1 %.
2.      Metode Mikrohematokrit :
Ø  Darah dengan antikoagulan dimasukkan kedalam tabung dari Wintrobe,kemudian disentrifugir dengan kecepatan 3.000 rpm selama 30 menit
Ø  Volume eritrosit ditentukan. Yang dibaca adalah % tinggi lapisan eritrosit dari volume total.
Ø  Di bagian tengah terdapat daerah yang disebut “Buffy coat”. Lapisan ini bagianatasnya terdiri atas sel-sel trombosit dan bagian bawahnya terdiri atas sel-sel leukosit.
-          Kesalahan dari cara ini : 1 %.
-          Setelah salah satu ujungnya ditutup,tabung ini . Kemudian diputar dalam alat centrifuge khusus, Lalu dapat dibaca  volume % dari eritrositnya :
a.      Centrifuge 5.000-10.000 G : selama 5-10  menit
b.     Centrifuge 11.000 G : selama 2 menit.
b.     Centrifuge 28.000 G : selama 1 menit.
Kesalahan dari cara ini : 2 %.
Harga normal :
-      Laki-laki      : 45 – 47 %.
-      Perempuan : 40 – 42%.
G.  Alat dan Bahan   :
Alat :
a.    Tabung Mikrokapiler heparin dan Non Heparin
b.    Tabung Hematokrit wintrobe
c.    Blood Lancet
d.   Kapas alcohol
e.    Dempul/ Wax
f.     Centrifuge
g.    Skala Pembacaan hematokrit
Bahan :
a.    Sampel Darah Vena ( EDTA)
b.    Sampel Darah kapiler (Heparin)
H.  Prosedur kerja     :
a.    Isilah tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk penetapan                    mikrohematokrit dengan darah
b.    Tutuplah ujung satu dengan nyala api/ dengan dempul wax. Jangan sampai timbul gelembung udara
b.    Masukkanlah tabung kapiler itu kedalam centrifuge khusus dengan kecepatan 16.000 rpm/lebih
c.    Centrifuge selama 3-5 menit
e.  Bacalah nilai hematokrit dengan menggumnakan skala Hematokrit
I.     Hasil Pengamatan     :
Pemeriksaan Hematokrit (Ht) pada sampel darah kapiler yaitu dengan  identitas nama pasien sebagai berikut :
   Nama                : Maria Sabon
  Umur                 : 19 tahun
  Jenis Kelamin    : Perempuan
  Hasil                  : 40%
  Diagnosa           : Normal
  Perhitungan       :
  h1/h2 * 100 %
  40/100 * 100%
J.     Pembahasan         :
Berdasarkan Reproduksibilitasdan sedrhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya diantara pemeriksaan yang lainya yaitu kadar Hemoglobin & hitung eritrosit. Dapat dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap Anemia . ni;lai hematokrit /PCV dapat ditetapkan secara automatic menggunakan hematologi analyzer/ secara manual.
Metode pengukuran Hematokrit secara Manual Dikenal ada 2 yaitu :
a.       Metode makrohematokrit
b.      Metode Mikrohematokrit
Pada metode mikro sampel darah (darah kapiler,darah EDTA, darah heparin /darah ammonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75mm dengan diameter 1mm. tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung) dan yang tanpa Antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA /heparin/ammonium-kalium-oksalat.
a)      Nilai rujukan :
-          < 1 tahun                 : 50-62%
-          Usia 1 tahun                        :31-39%
-          Dewasa Wanita       :36-46%
-          Dewasa Pria                        :42-52%
b)      interprestasi:
-          Menurun       : Anemia (40) dan perdarahan
-          Meningkat    :
·           Polisitemia
·           DBD
·           Polisitemia Vera
·           Penyakit paru Obstruktif Menahun (PPOM)
·           Dehidrasi
c)      Sumber kesalahan :
ü  Sampling darah.
Perbandingan antara jumlah antikoagulan dan jumlah darah. Adanya trombosis,stasis dan lain-lain.
ü  Waktu sentrifuge.
Waktu yang lebih dari waktu optimal,tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan. Tetapi bila waktunya kurang dari waktu optimal,hasil pemeriksaan PCV menunjukkan  hasil yang lebih besar.
Diameter dari tabung yang digunakan. Jadi  harus ada standar dari tabung untuk pengukuran PCV.
ü  Saat pengukuran PCV.
Bila pengukuran PCV dilakukan pada saat setelah perdarahan akut atau pada saat transfusi darah,hasilnya tidak akan tepat.
ü  Trapped/jeratan plasma (1 – 3 %) Ò Meningkat pada : -
Ø  Sferositosis.
Ø  Anemia makrositik.
Ø  Talasemia.
Ø  Anemia hipokromik.
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi temuan Laboratorium :
a)    Jika sampel darah diambil pada daerah lengan yang terpasang jalur intra-vena, nilai hematokrit cenderung rendah karena terjadi hemodilusi
b)    Pemasangan tourniquet yang terlalu lama terpotensi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga nilai hematokrit bisa meningkat.
c)    Pengambilan darah kapiler : Tusukkan kurang dalam sehingga volume yang diperoleh sedikit & darah harus diperas-peras keluar. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alcohol sehingga darah, terjadi bekuan dalam tetes darah karena lambat dalam bekerja.
K.  Kesimpulan         :
Berdasarkan hasil percobaan dalam pemeriksaan hematokriy (Ht) dengan    metode mikrohematokrit pada sampel darah vena dapat disimpulkan bahwa passion Maria sabon mempunyai Nilai hematokrit yang normal yaitu 40%.

Tidak ada komentar: